5 Fakta Terbaru Kereta Cepat Whoosh, Restrukturisasi Utang Jadi Jalan Terbaik

4 hours ago 1

5 Fakta Terbaru Kereta Cepat Whoosh, Restrukturisasi Utang Jadi Jalan Terbaik

5 Fakta Terbaru Kereta Cepat Whoosh. (Foto: Okezone.com/Aldhi Chandra)

JAKARTA - Danantara Indonesia mengimbau masyarakat untuk tak mengkhawatirkan utang kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh yang mencapai USD 7,2 miliar atau setara Rp116 triliun.

Danantara memastikan operasional dan kinerja PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) saat ini sudah menunjukkan hasil positif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Berikut fakta-fakta menarik dan terbaru soal utang kereta cepat:

1. Restrukturisasi Utang Kereta Whoosh

Muncul sejumlah opsi restrukturisasi utang Kereta Whoosh, salah satunya dengan memperpanjang jangka waktu pelunasan utang hingga 60 tahun.

COO Danantara, Dony Oskaria, menyebut ada banyak opsi yang bisa diambil untuk menyelesaikan masalah utang kereta cepat Whoosh. Ia memastikan bahwa pemerintah akan mengambil opsi terbaik.

Lebih jauh, dirinya memastikan kesepakatan restrukturisasi utang Whoosh harus segera diselesaikan dalam waktu dekat.

2. RI Negosiasi ke China

Ia juga menyampaikan bahwa akan diberangkatkan tim negosiasi agar permasalahan utang bisa segera terselesaikan.

“Terus kita bernegosiasi, kami akan berangkat lagi juga untuk bernegosiasi mengenai terms daripada pinjamannya. Ini menjadi poin of negosiasi kita, kan. Berkaitan sama jangka waktu pinjaman, suku bunga. Kemudian juga ada beberapa mata uang yang juga akan kita diskusikan dengan mereka,” ujar Dony.

3. Respons Purbaya Soal Restrukturisasi

Menurut Menkeu Purbaya, upaya negosiasi ini menjadi angin segar bagi kepentingan Indonesia dan juga China. Ia pun memberikan gestur jempol untuk upaya tersebut.

“Bagus. Saya enggak ikut, kan? Top,” ungkapnya.

Saat ditanya mengenai kemungkinan dirinya ikut dalam kunjungan ke China untuk membahas restrukturisasi, Menkeu Purbaya menegaskan bahwa proses tersebut sebaiknya diserahkan sepenuhnya kepada pihak terkait secara bisnis.

“Paling menyaksikan. Kalau mereka sudah putus, kan, udah bagus. Top. Sebisa mungkin enggak ikut. Biar aja mereka selesaikan business to business. Jadi top,” ujarnya.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |