Airlangga ke Menteri Trump: RI Akan Tambah Beli Minyak dan LPG dari AS

1 day ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia berencana menambah pembelian energi yakni impor minyak dan LPG dari Amerika Serikat (AS).

Hal itu disampaikan Airlangga usai bertemu dengan jajaran pemerintahan AS di bawah kepresidenan Donald Trump pekan ini.

"Dari pembahasan tadi ada beberapa hal yang diusulkan oleh Indonesia seperti yang sudah disampaikan di dalam surat resmi, bahwa Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat antara lain LPG, kemudian juga crude oil, dan gasoline," ujar Airlangga menyampaikan hasil pertemuannya di AS sejauh ini melalui konferensi pers secara daring dari Negara Paman Sam, Jumat (18/4) atau Kamis (17/4) malam waktu setempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Airlangga berada di AS dalam rangka negosiasi terkait ketentuan tarif impor yang diberlakukan Trump terhadap sejumlah negara di dunia, termasuk impor dari Indonesia. Airlangga didampingi Wamenkeu Thomas Djiwandono dan Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral Mari Elka Pangestu.

Selain pembelian energi dari AS, Airlangga juga mengatakan Indonesia akan terus membeli produk pertanian dari AS esperti kacang kedelai hingga gandum, dan barang-barang modal.

"Juga Indonesia berencana untuk terus membeli produk agrikultur, antara lain gandum, soya bean, soya bean milk, dan juga Indonesia akan meningkatkan pembelian barang-barang modal dari Amerika," kata dia.

Dia pun menjelaskan rencana pemberian insentif untuk perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di Indonesia, dan kerja sama mineral yang strategis.

"Kemudian Indonesia juga memfasilitasi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang selama ini beroperasi di Indonesia, dan tentunya ada hal-hal yang terkait dengan perizinan dan insentif yang dapat diberikan," kata Airlangga.

"Indonesia juga menawarkan kerjasama terkait dengan mineral strategis atau critical mineral. Dan juga, terkait dengan mempermudah--terkait dengan prosedur-- daripada impor untuk produk-produk termasuk produk holtikultura dari Amerika," imbuhnya.

Airlangga mengatakan sejauh ini pihaknya sudah bertemu di antaranya dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick di Negara Paman Sam. Mereka juga menjadwalkan pertemuan dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent. Selain itu, sambung Airlangga, Menlu RI Sugiono juga sudah betemu dengan Menlu AS Marco Rubio di negeri itu.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melaporkan rencana tambahan impor minyak dan LPG dari AS sebesar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 168,2 triliun, ke Presiden RI Prabowo Subianto saat rapat di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (17/4).

"Salah satu strategi untuk kita membuat keseimbangan adalah kita membeli LPG, crude oil, dan BBM dari Amerika nilainya untuk bisa memberikan keseimbangan terhadap neraca perdagangan kita. Di atas US$ 10 miliar," kata Bahlil.

Dia mengatakan Indonesia akan menambah volume ekspor dari Amerika Serikat (AS) untuk menyeimbangkan neraca dagang kedua negara. Hal ini dilakukan dalam rangka negosiasi ke Amerika agar produk Indonesia tidak diberikan tarif impor selangit, saat ini Presiden Donald Trump menetapkan lonjakan tarif untuk produk impor dari Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca dagang per Februari 2025 mencatat perdagangan Indonesia dengan Amerika surplus hingga US$3,13 miliar. Sedangkan, sepanjang 2024 tercatat perdagangan RI ke AS surplus US$16,84 miliar.

Menurutnya, Indonesia tidak menambah volume impor secara keseluruhan, sehingga tidak akan membebani APBN. Yang saat ini dilakukan adalah hanya mengubah asal impor minyak dan gas. Minyak dan gas yang awalnya didapatkan dari negara-negara Timur Tengah, Afrika, hingga Asia Tenggara kini dikurangi. Gantinya impor akan dilakukan langsung dari Amerika Serikat.

"Ini kita switch aja, kita pindah aja ke Amerika dan itu tidak membebani APBN dan juga tidak menambah kuota impor kita. Enggak ada sebenarnya. Switch aja, cuma dipindahin," beber Bahlil.

Bahlil menilai hal ini tidak akan menimbulkan masalah antara Indonesia dengan negara-negara awal pengekspor minyak dan gas. Sebab selama ini perdagangan yang dilakukan di Indonesia tidak mengikat satu sama lain. Semua dilakukan dengan asas perdagangan bebas.

[Gambas:Youtube]

(dhf/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |