Apakah Puasa Syawal Boleh Digabung dengan Bayar Utang Puasa Ramadhan?

1 week ago 11
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Puasa Syawal dapat dikerjakan selama bulan Syawal. Puasa ini mengharuskan seseorang untuk berpuasa selama 6 hari di bulan tersebut.

Apakah puasa Syawal boleh digabung dengan puasa bayar utang? Agar tidak keliru, penting untuk mengetahui bagaimana pendapat ulama mengenai hal ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puasa Syawal adalah ibadah sunnah yang dikerjakan tepat setelah Hari Raya Idul Fitri. Momen setelah Idul Fitri, khususnya di bulan Syawal, juga sering dimanfaatkan untuk membayar utang (qadha) puasa Ramadhan.

Sementara itu, puasa qadha adalah puasa wajib yang harus dilakukan jika seseorang memiliki utang puasa di bulan Ramadan. Jumlahnya tergantung dengan berapa banyak utang puasa yang seseorang miliki.

Maka itu, sebagian umat Islam memilih untuk segera menunaikan kewajiban membayar utang puasa Ramadan yang belum sempat ditunaikan di bulan Syawal.

Di sisi lain, ada pula ibadah puasa sunnah Syawal dengan keutamaan yang besar bagi muslim yang mengerjakannya.

Hal ini membuat sebagian orang bertanya-tanya apakah boleh menggabungkan qadha puasa dengan puasa sunnah Syawal.

Apakah puasa syawal boleh digabung dengan puasa bayar utang?

Puasa qadha sendiri adalah puasa wajib, sedangkan puasa Syawal adalah puasa sunnah. Mengingat jenisnya yang berbeda, bolehkah kedua puasa ini dilakukan bersamaan?

Ternyata tiap ulama memiliki pendapat yang berbeda terkait hal ini. Melansir dari NU Online, ada tiga pendapat terkait hal ini.

1. Hanya satu puasa yang sah

Ulama Hanabilah berpendapat bahwa menggabungkan puasa Syawal dan puasa qadha hanya menjadikan salah satu ibadah puasa saja yang sah.

Hal ini berarti, meski kamu berniat untuk menggabungkan puasa Syawal dan qadha, hanya puasa Syawal atau qadha saja yang diterima, tidak dua-duanya.


2. Dua-duanya sah

Di lain sisi, ada juga yang berpendapat bahwa menggabungkan puasa Syawal dan puasa qadha sah-sah saja untuk dilakukan. Pendapat ini didukung oleh ulama Malikiyah dan mayoritas ulama Syafi'iyah.

Menurut Majelis Ulama Islam, meski dua-duanya sah untuk dilakukan, tetapi pahala yang didapatkan tidak akan penuh.

Imam al-Syarqawi (w 1227 H) dalam karyanya Hasyiyah al-Syarqawi berpendapat:


ولو صام فيه [أي في شهر شوال] قضاء عن رمضان أو غيره نذراً أو نفلاً آخر، حصل له ثواب تطوعها؛ إذ المدار على وجود الصوم في ستة أيام من شوال...، لكن لا يحصل له الثواب الكامل المترتب على المطلوب إلا بنية صومها عن خصوص الست من شوال...

"Bila seseorang berpuasa pada Syawal dengan niat qadha, atau selainnya seperti nadzar atau puasa sunnah lain, orang tersebut tetap mendapatkan pahala puasa sunnah Syawal. Sebab substansi puasa enam hari di bulan Syawal telah dilaksanakan. Tetapi, dia tidak mendapatkan pahalanya dengan sempurna sesuai kriteria yang dituntut (oleh hadits). Bila ingin mendapat pahala puasa Syawal dengan sempurna, harus dilaksanakan dengan niat khusus puasa enam hari Syawal (tidak digabung dengan yang lain)..." (Lihat Hasyiyah al-Syarqawi, juz 1, hlm 474)


3. Dua niat tidak boleh digabungkan

Lalu, ada pula ulama yang mengatakan bahwa tidak boleh menggabungkan dua ibadah puasa sekaligus. Hal tersebut karena keduanya memiliki niat yang berbeda.

Sebagian ulama Syafi'iyah dan ulama Hanabilah mendukung pendapat ini.

Dari tiga pendapat tersebut, kamu bisa memilih mana yang menurutmu paling benar. Namun, untuk mencegah kekeliruan memang sebaiknya kamu memisah kedua puasa tersebut.

Sebaiknya puasa qadha dilakukan terlebih dahulu karena hukumnya adalah wajib, kemudian kamu bisa melakukan puasa sunnah atau puasa Syawal. Dengan demikian, kamu mendapatkan pahala yang penuh dan terhindar dari keraguan.

Demikian jawaban dari pertanyaan apakah puasa Syawal boleh digabung dengan puasa bayar utang Ramadhan. Semoga bermanfaat.

(sac/fef)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |