Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto saat ini ada 18 proyek hilirisasi yang tengah dikaji dengan nilai investasi mencapai Rp300 triliun. Diharapkan proses kajian bisa selesai akhir tahun ini.
Hal ini disampaikan Bahlil dalam acara Peresmian Pabrik Lotte Chemical di Cilegon, Banten, Kamis (6/11), yang dihadiri oleh Prabowo dan para menteri Kabinet Merah Putih lainnya.
"Terakhir, kami melaporkan kepada Bapak Presiden, bahwa terkait dengan proyek hilirisasi, kami sama Pak Rosan sudah menyerahkan 18 proyek yang total nilai investasinya kurang lebih sekitar Rp300 triliun lebih," ujar Bahlil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bahlil, saat ini kajian tengah dilakukan oleh konsultan yang telah dipilih oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Salah satu proyek yang dikaji adalah ekosistem baterai mobil listrik.
"Kita bangun kabel, kita bangun bemper mobil, kita bangun plastik, maka Insyaallah kalau ini sudah ada, maka rantai pasok daripada ekosistem mobil listrik maupun baterai mobil listrik itu sudah berada di Indonesia dan ini yang menjadi apa yang Bapak perintahkan," jelasnya.
Berikut daftar 18 proyek yang tengah dikaji:
1. Industri Smelter Aluminium (Bauksit) - Mempawah, Kalimantan Barat: Rp60 triliun
2. Industri DME (batu bara) - Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, PALI, Banyuasin: Rp164 triliun
3. Industri Aspal (Aspal Buton) - Buton, Sulawesi Tenggara: Rp1,49 triliun
4. Industri Mangan Sulfat (Mangan) - Kupang, NTT: Rp3,05 triliun
5. Industri Stainless Steel Slab (Nikel) - Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah: Rp38,4 triliun
6. Industri Copper Rod, Wire & Tube (Katoda Tembaga) - Gresik, Jawa Timur: Rp19,2 triliun
7. Industri Besi Baja (Pasir Besi) - Kabupaten Sarmi, Papua: Rp19 triliun
8. Industri Chemical Grade Alumina (Bauksit) - Kendawangan, Kalimantan Barat: Rp17,3 triliun
9. Industri Oleoresin (Pala) - Kabupaten Fakfak, Papua Barat: Rp1,8 triliun
10. Industri Oleofood (Kelapa Sawit) - KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan Timur (MBTK): Rp3 triliun
11. Industri Nata de Coco, MCT, Coconut Flour, Activated Carbon (Kelapa) - KI Tenayan, Riau: Rp2,3 triliun
12. Industri Chlor Alkali Plant (Garam) - Aceh, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sumsel, Riau, Banten, dan NTT: Rp16 triliun
13. Industri Fillet Tilapia (Ikan Tilapia) - Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur: Rp1 triliun
14. Industri Carrageenan (Rumput Laut) - Kupang, NTT: Rp212 miliar
15. Oil Refinery - Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, Fakfak: Rp160 triliun
16. Oil Storage Tanks: Rp72 triliun
17. Modul Surya Terintegrasi (Bauksit & Silika) - KI Batang, Jawa Tengah: Rp24 triliun
18. Industri Bioavtur (Used Cooking Oil) - KBN Marunda, KI Cikarang, KI Karawang: Rp16 triliun.
(ldy/agt)

2 hours ago
2
















































