Curhat Pembeli Diteror Bank Nobu Usai Tak Bayar Cicilan Meikarta

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Krishna, seorang istri sekaligus pembeli apartemen Meikarta, 'curhat' diteror PT Bank Nationalnobu Tbk (Bank Nobu) karena sengaja tak membayar cicilan unitnya yang tak kunjung berbentuk alias mangkrak.

Ia dan suaminya yang bernama Panus membeli unit seharga Rp480 juta dengan tenor cicilan 10 tahun. Pasutri itu tadinya berharap bisa segera menempati hunian dengan luas 70 meter persegi.

"Kami sudah bayar (cicilan) setiap bulan. Karena kalau enggak bayar, kami pasti akan kena BI checking, nama kami jelek. Saya pernah sengaja menunggak karena saya selalu bayar tepat waktu. Saya ditelepon, diteror, kayak saya yang salah gitu," ungkapnya di Kantor Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, Jakarta Pusat, Senin (21/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari banknya (meneror), 'Ibu bayar, ini terlambat'. Saya bilang, saya selalu bayar setiap bulan tidak pernah terlambat, tetapi kenapa saya selalu diundur-undur (serah terima unit)? Customer-customer yang lain juga tidak pernah dapat unit, tanpa kejelasan." curhat Krishna kepada sang menteri.

Krishna mengaku telah mencicil hingga tahun ke-8. Bahkan, uangnya dan suami sudah ludes sampai Rp680 juta-Rp700 juta untuk disetor kepada bank terkait.

Ia juga membeberkan sempat meminta restrukturisasi kepada perbankan, tapi tak disetujui. Padahal, Krishna memohon-mohon hal tersebut ketika tengah mengandung sang anak.

"Pada saat itu, bukannya kami tidak mau membayar, minta keringanan juga tidak diperbolehkan. Ekonomi tadinya kami pikir akan stabil, menjadi tidak. Kesehatan fisik terganggu, kesehatan mental juga, karena saya dan suami hampir selalu tiap hari beradu pendapat tentang ini (Meikarta)," jelasnya.

"Saya (meminta) balik uang saja, pak. Because we don't believe Meikarta," timpal suami Khrisna.

Keluhan serupa juga datang dari Triyanto. Ia menegaskan masih harus membayar cicilan apartemen Meikarta, meski unitnya tak kunjung jadi dan diberikan padanya.

Pria yang akrab disapa Tri itu sudah mencicil apartemen Meikarta sejak akhir 2017. Namun, tak mendapat kepastian hingga tahun kedelapan mengangsur.

"Bunganya masih saya bayar, pak. Kalau enggak (dibayar), BI checking saya akan jelek," ucap Tri pasrah.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kawasan Permukiman Kementerian PKP Fitrah Nur mengatakan pihaknya telah menerima aduan resmi terkait kasus perumahan, termasuk Meikarta via BENAR-PKP. Layanan ini bisa diakses melalui WhatsApp di nomor 0812-88888-911.

"Kita validasi ada 35 konsumen (Meikarta) yang datang. Kita sudah validasi, hasilnya itu ada sekitar Rp6,8 miliar yang harus dikembalikan," beber Fitrah usai audiensi.

Ia menyebut Kementerian PKP masih terus membuka layanan pengaduan terkait kasus Meikarta. Dengan kata lain, ada peluang tambahan kasus, jika ada aduan baru yang masuk ke layanan BENAR-PKP.

Puluhan korban mengaku dijanjikan serah terima unit pada 2019. Namun, sampai sekarang tetap tak kunjung mendapatkan haknya.

CNNIndonesia.com sudah menghubungi Direktur Utama Nobu Bank Suhaimin Johan untuk mengonfirmasi kabar teror kepada konsumen Meikarta tersebut. Namun, yang bersangkutan belum menjawab hingga berita ini tayang.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |