Harga Minyak Stabil Usai Terjungkal 2 Persen

2 hours ago 2

CNN Indonesia

Kamis, 24 Apr 2025 10:50 WIB

Harga minyak dunia stabil cenderung naik pada Kamis (24/4), setelah mengalami penurunan hampir 2 persen di sesi perdagangan sebelumnya. Harga minyak dunia stabil cenderung naik pada Kamis (24/4), setelah mengalami penurunan hampir 2 persen di sesi perdagangan sebelumnya. (Tangkapan layar twitter @@PIF_en).

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia stabil cenderung naik pada Kamis (24/4), setelah mengalami penurunan hampir 2 persen di sesi perdagangan sebelumnya. 

Mengutip Reuters, harga minyak Brent naik tipis 6 sen atau 0,09 persen menjadi US$66,18 per barel. Senada, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 7 sen atau 0,11 persen menjadi US$62,34 per barel.

Harga minyak sebelumnya turun setelah muncul laporan yang menyebutkan bahwa beberapa anggota OPEC+ akan mengusulkan percepatan kenaikan produksi untuk bulan kedua berturut-turut pada pertemuan Juni mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Isu itu muncul setelah sebelumnya antaranggota sempat tegang terkait kepatuhan terhadap kuota produksi.

Di tengah isu itu, muncul sinyal positif dari potensi dimulainya kembali pembicaraan dagang antara AS dan China. Pembicaraan  turut memberikan sedikit dukungan terhadap harga minyak.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa Gedung Putih bersedia menurunkan tarif terhadap produk China hingga 50 persen guna membuka peluang negosiasi.

Namun, pernyataan dari pejabat pemerintah AS menunjukkan ketidakselarasan. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa tarif saat ini tidak berkelanjutan dan akan turun meski ia tidak menyebut angka pasti terkait penurunan tersebut.

Sementara itu, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menegaskan tidak akan ada pengurangan tarif secara sepihak terhadap barang-barang dari Beijing.

Menurut analis dari Rystad Energy, perang dagang berkepanjangan antara AS dan China berpotensi memangkas pertumbuhan permintaan minyak Beijing tahun ini hingga separuhnya, dari 180 ribu barel per hari menjadi hanya 90 ribu barel per hari.

Sementara itu, tekanan terhadap harga minyak juga muncul dari pembicaraan nuklir antara AS dan Iran. Putaran ketiga pembicaraan dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini, dengan kemungkinan dicapainya kesepakatan yang dapat membuka jalan bagi pelonggaran sanksi terhadap ekspor minyak Iran.

Namun, pada Selasa lalu, AS justru menjatuhkan sanksi baru terhadap sektor energi Iran. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa langkah tersebut menunjukkan "kurangnya niat baik dan keseriusan" Washington dalam berdialog dengan Teheran.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/agt)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |