Jakarta, CNN Indonesia --
Kiai sepuh Nahdlatul Ulama yang menggelar Musyawarah Kubro Alim Ulama dan Sesepuh NU menyampaikan seruan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk segera melakukan islah dalam waktu 3x24 jam
Musyawarah Kubro digelar Minggu (21/12) di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Forum itu diikuti ratusan kiai, masyayikh, serta pengurus NU dari seluruh Indonesia, baik secara langsung maupun daring.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada 601 peserta yang hadir secara langsung dan 546 peserta secara daring, yang merepresentasikan 308 PWNU dan PCNU.
Kiai sepuh yang hadir di antaranya KH Anwar Manshur, KH Nurul Huda Djazuli, KH Ma'ruf Amin, KH Said Aqil Sirodj, KH Muhammad Nuh Addawami dan KH Zaki Mubarok.
Selain itu, ada jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU, pimpinan lembaga dan badan otonom tingkat pusat, para pengasuh pondok pesantren, serta perwakilan PWNU dan PCNU dari seluruh Indonesia.
CNNIndonesia.com merangkum poin-poin penting dari hasil musyawarah tersebut.
Sikap terhadap konflik internal PBNU
Juru Bicara Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, KH Oing Abdul Muid atau Gus Muid mengatakan forum menyampaikan keprihatinan mendalam atas semakin meruncingnya konflik internal di PBNU, meski telah dilakukan berbagai ikhtiar ishlah melalui forum para masyayikh dan sesepuh NU, termasuk musyawarah di Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, dan Pesantren Tebuireng, Jombang.
Konflik yang berkepanjangan dinilai telah berdampak bukan hanya bagi internal organisasi, tetapi juga terhadap kepercayaan umat dan publik kepada NU sebagai jam'iyyah diniyah ijtima'iyah. Para kiai sepuh menilai kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
"Musyawarah Kubro memandang bahwa konflik internal PBNU yang berkepanjangan telah meruntuhkan marwah dan wibawa Jam'iyyah Nahdlatul Ulama, serta secara nyata menggerus kepercayaan umat dan publik terhadap NU," kata Gus Muid, Minggu.
Seruan islah Rais Aam dan Ketum PBNU
Para alim ulama dan sesepuh NU secara tegas meminta Rais 'Aam KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf segera melakukan islah secara sungguh-sungguh, terhitung sejak Minggu (21/12) pukul 12.00 WIB.
"Demi menjaga keutuhan Jam'iyyah dan mengembalikan kehormatan Nahdlatul Ulama, Musyawarah Kubro meminta kepada Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU untuk melakukan ishlah secara sungguh-sungguh, paling lambat dalam waktu 3 × 24 jam, terhitung sejak Ahad, 21 Desember 2025 pukul 12.00 WIB," ucapnya.
Opsi selain islah
Jika islah tidak tercapai dalam tenggat waktu tersebut, Musyawarah Kubro meminta agar kewenangan kepemimpinan diserahkan kepada jajaran Mustasyar PBNU.
Langkah itu dipandang sebagai jalan konstitusional untuk memastikan keberlangsungan organisasi.
"Apabila islah tidak dapat dilaksanakan, Musyawarah Kubro meminta kepada kedua pihak untuk menyerahkan kewenangan dan kepercayaan kepada Mustasyar PBNU guna menyelenggarakan Muktamar Nahdlatul Ulama Tahun 2026," katanya.
MLB opsi terakhir
Forum juga menyiapkan skenario terakhir apabila mandat tidak diserahkan kepada Mustasyar.
Jika kondisi tersebut terjadi, para kiai sepuh sepakat mendorong penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa (MLB) melalui dukungan struktural NU di daerah.
MLB itu rencananya akan diselenggarakan selambat-lambatnya sebelum keberangkatan kloter pertama jemaah haji tahun 2026. Sedangkan kepanitiaan MLB disusun oleh dan dari unsur PWNU dan PCNU, dengan melibatkan unsur internal NU yang dipandang perlu.
"Apabila kewenangan tersebut juga tidak diserahkan kepada Mustasyar, maka Musyawarah Kubro bersepakat untuk menyelenggarakan MLB melalui penggalangan dukungan 50 persen + 1 PWNU dan PCNU," kata Gus Muid.
(yoa/wis)

23 hours ago
3

















































