Indonesia Jadi Negara Pertama yang Diajak Bicara AS soal Tarif Impor

4 hours ago 2

Indonesia Jadi Negara Pertama yang Diajak Bicara AS soal Tarif Impor

Indonesia Jadi Negara Pertama yang Diajak Bicara AS soal Tarif Impor (Foto: Kemenko Perekonomian)

JAKARTA - Indonesia menjadi negara pertama yang diajak bicara oleh Pemerintah AS soal tarif impor. Indonesia bergerak cepat merespons kebijakan tarif resiprokal yang baru-baru ini diumumkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah negara mitra dagangnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, respons cepat Indonesia ini diapresiasi oleh AS, bahkan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pertama yang diundang untuk melakukan perbicaraan.

"Indonesia merespons cepat. Kita berkirim surat kepada Pemerintah Amerika, baik itu ke USTR, ke US Commerce, bahkan terakhir kepada US Treasury. Dan reach out Indonesia ternyata direspon positif oleh Amerika. Sehingga Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang diundang untuk dijadwalkan perbicaraan dengan Amerika," ujar Menko Airlangga dalam keterangannya, Kamis (1/5/2025).

1. Kebijakan Tarif

Menko Airlangga menjelaskan bahwa sejak pengumuman kebijakan tarif tersebut, Indonesia tidak hanya menyampaikan sikap, tetapi juga secara aktif menjalin komunikasi dengan berbagai negara mitra strategis di ASEAN (Malaysia, Singapura), Uni Eropa, Inggris, dan China. Diplomasi intensif juga dilakukan langsung dengan pihak Amerika Serikat.

Respons cepat dan terkoordinasi ini, menurut Menko Airlangga, membuat AS memberikan apresiasi khusus kepada Indonesia sebagai early mover. 

"Mereka sebutnya sebagai early mover. Nah tentu Indonesia sebagai early mover dan menyampaikan usulan yang relatif, comprehensive, diapresiasi oleh mereka," ungkapnya. 

Airlangga menambahkan bahwa dengan perkiraan 72 negara yang akan bernegosiasi dengan AS dalam waktu 90 hari, Indonesia perlu memiliki keunggulan atau hal menarik bagi Amerika agar dapat bersaing.

Indonesia menawarkan solusi menyeluruh dan seimbang yang disebut sebagai "comprehensive and fair proposal". Tawaran ini mencakup upaya revitalisasi perjanjian dagang bilateral yang sudah ada, seperti Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) Indonesia-AS dan ASEAN-AS.

"Tidak hanya kita merespon kepada Amerika tetapi kita juga punya request kepada Amerika. Sehingga sifatnya tidak satu arah, tetapi dua arah, untuk kebaikan perekonomian bilateral. Indonesia mengusulkan langsung di situ sebuah format perjanjian," kata Menko Airlangga.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |