Kolaborasi Penuh Respect Ebiet G Ade dan Iwan Fals dalam Lagu Ibu

1 hour ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Ebiet G. Ade dan Iwan Fals berkolaborasi melalui dua lagu yang dirilis beberapa waktu lalu. Mereka rilis Titip Rindu Buat Ayah pada 2 September dan Ibu pada 3 November dengan nuansa yang baru.

Ebiet G. Ade dikenal dengan vokal yang lembut, sedangkan Iwan Fals memiliki ciri khas vokal yang lantang dan kuat. Perbedaan kontras karakter vokal keduanya diyakini menjadi daya tarik utama dan mampu menyentuh perasaan banyak orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keduanya pun langsung menyambut ide kolaborasi tersebut. Sebagai pribadi yang saling menghormati, lagu itu dipastikan dibuat agar mereka bisa bekerja sama, bukan bahan kompetisi.

"Saya mencoba untuk kami berdua tidak bersaing, tidak ada kompetisi, justru bekerja sama untuk memperkenalkan karya kami untuk masyarakat," kata Ebiet G. Ade dalam konferensi pers, Jumat (7/11).

"Karakter suara kami memang berbeda. Tapi, Insya Allah, ini jadi sajian yang menarik untuk masyarakat musik Indonesia tanpa harus dibuat kompetisi," tuturnya.

[Gambas:Video CNN]

Lagu Ibu pertama kali diciptakan oleh Iwan Fals pada 1977, saat ia masih remaja dan tinggal jauh dari rumah. Sedangkan lagu Titip Rindu Buat Ayah pertama kali dirilis pada 1996.

Rilisan yang jadi momen pertemuan dua penyanyi legendaris Indonesia itu didasarkan harapan gubahan terbaru dari lagu hit sang penyanyi mampu menyentuh perasaan pendengar lintas generasi.

"Jadi memilih Titip Rindu Ayah dan Ibu dari lagu melegenda dulu, gimana lagu yang udah legenda ini tetap dinikmati secara nostalgia khususnya untuk Gen Z," kata Arlan Djoewarsa selaku A&R Manager Musica Studios.

Executive Producer Musica Studios Indrawati Widjaja menjelaskan ide kolaborasi itu didorong keinginan menyatukan dua nama besar yang memiliki pengaruh mendalam dalam musik Indonesia.

"Kami ingin mempertemukan dan menyatukan dua nama besar yang betul-betul sama-sama besar dalam industri musik Indonesia yang tentunya masing-masing memiliki karakter vokal yang berbeda," kata Indrawati.

"Jadi baiknya sekarang, kalau tidak kapan lagi?" ujar Indrawati. "Ini perayaan perjalanan dua legenda yang sangat luar biasa yang bagaimanapun karyanya tetap relevan di masa sekarang."

(gis/gis/chri)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |