Binti Mufarida
, Jurnalis-Kamis, 28 Agustus 2025 |07:11 WIB
Ilustrasi penembakan (Foto: Ist)
JAKARTA – Warga Desa Inbate, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) bentrok dengan aparat Timor Leste pada Senin 25 Agustus 2025 pukul 09.00 WITA. Bentrokan itu melibatkan puluhan warga.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Judha Nugraha mengatakan, sebanyak 24 warga Dusun Nino terlibat bentrok dengan tujuh personel Unidade de Patrulhamento da Fronteira (UPF) yang dilengkapi senjata laras panjang. Bahkan, seorang warga Desa Inbate disebut tertembak saat bentrok dengan aparat Timor Leste.
"Kejadian itu melibatkan 24 warga Dusun Nino, Desa Inbate, yang tengah melaksanakan kegiatan gotong royong membuka lahan untuk persiapan menanam jagung di sekitar patok Provinsi 36," kata Judha, dikutip Kamis (28/8/2025).
Saat kegiatan, kata Judha, tim survei perbatasan dari Timor Leste melakukan kunjungan ke wilayah perbatasan Desa Inbate, Kabupaten TTU, NTT. "Tim Timor Leste terdiri dari 2 pejabat dinas pertanahan dan 5 pengawal bersenjata lengkap dari polisi perbatasan (UPF)," katanya.
Judha menjelaskan pada prinsipnya kegiatan survei tersebut berada dalam payung kegiatan survei gabungan antara Timor Leste dan Indonesia (Joint Field Survey). Namun, pada tanggal tersebut Tim Survei Timor Leste bergerak lebih awal tanpa tim survei Indonesia.
"Berdasarkan informasi dari para pihak terkait dan kunjungan langsung ke lapangan oleh tim KBRI Dili, ditemukan fakta bahwa insiden ini terjadi karena adanya miskomunikasi dan kesalahpahaman antara Tim Pembangunan Patok Timor Leste dengan masyarakat Indonesia di wilayah Inbate, TTU," ungkap Judha.
Lebih lanjut, Judha mengatakan jika Tim Survei Timor Leste tiba di lokasi tanpa didampingi tim dari Indonesia, sedangkan masyarakat setempat masih menolak pembangunan patok batas tersebut, sehingga terjadi ketegangan yang memicu terjadinya insiden tersebut.