Mengenal Doghmush, Klan Milisi yang Bentrok dengan Hamas di Jalur Gaza

6 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Kelompok milisi Hamas Palestina memerangi milisi lain di Jalur Gaza saat sedang gencatan senjata dengan Israel.

Sejumlah sumber melaporkan bahwa ratusan anggota pasukan keamanan Hamas sejak akhir pekan lalu bertempur dengan Doghmush, salah satu klan bersenjata paling terkemuka di Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikuasai Hamas, sebanyak 27 orang tewas dalam baku tembak tersebut. Delapan di antaranya merupakan anggota Hamas dan 19 lainnya anggota klan Doghmush.

Siapa itu Klan Doghmush?

Dilansir dari Al Jazeera, Doghmush adalah keluarga besar yang memiliki anggota dari berbagai faksi di seluruh spektrum politik di Gaza.

Pada 2007, kepala klan Doghmush, Salah Doghmush, mengatakan kepada AFP bahwa anggota klannya tergabung dalam faksi-faksi ternama Palestina, seperti Fatah, Hamas, Komite Perlawanan Rakyat, Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina, hingga Tentara Islam.

"Namun kami tetap bersatu, tidak bicara politik di dalam keluarga," kata Salah, yang memiliki anggota klan hingga 3.500 orang di Gaza dan 1.500 orang di luar negeri saat itu.

Mumtaz Doghmush, salah satu anggota klan, dikenal karena terlibat dalam penangkapan tentara Israel Gilad Shalit oleh kelompok Jaish Al-Islam pada 2008. Mumtaz juga terlibat dalam penculikan wartawan BBC Alan Johnston yang disekap oleh kelompok Tentara Islam selama empat bulan.

Sejak Hamas merebut kekuasaan di Gaza pada 2007, hubungan Hamas dan Doghmush merenggang. Bahkan, keduanya terlibat bentrokan berdarah.

Pada Desember 2006, dua anggota keluarga Doghmush, yakni Mahmud dan Ashraf, tewas dibunuh Hamas. Salah saat itu menuding bahwa ada 18 orang yang terlibat dalam penyerangan Mahmud dan Ashraf.

"Kami tahu ada 18 orang yang terlibat penyerangan Mahmud dan Ashraf. Kami telah membunuh 3 di antaranya. Yang lain harus membayarnya juga. Mata diganti mata, gigi diganti gigi," ucapnya.

Dalam insiden di 2025 ini, kedua pihak juga kembali bersitegang, tepat setelah Hamas menghentikan perang dengan Israel.

Menurut laporan BBC, Hamas berdalih serangannya terhadap Doghmush saat ini karena klan tersebut menewaskan dua pejuangnya dan melukai lima orang lainnya.

Doghmush membantah telah menyerang anggota Hamas. Kepada media lokal, mereka mengatakan bahwa pasukan Hamas mendatangi bangunan yang dahulu berfungsi sebagai Rumah Sakit Yordania, yang kini digunakan sebagai tempat Doghmush berlindung setelah rumah mereka hancur akibat serangan Israel.

Menurut sumber, Hamas berusaha mengusir Doghmush dari sana untuk mendirikan pangkalan baru bagi pasukannya.

Insiden baku tembak Hamas dan Doghmush sementara itu juga menewaskan seorang jurnalis Palestina berusia 28 tahun bernama Saleh Aljafarawi. Aljafarawi saat itu meliput bentrokan keduanya yang terjadi di lingkungan Sabra, Gaza City.

Bersambung ke halaman berikutnya...


Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |