Mengenal Makna Tersembunyi dari Telur Paskah

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Setiap tahun saat Paskah tiba, kita disuguhi tradisi unik seperti mewarnai dan berburu telur. Tapi, Anda juga mungkin mulai mempertanyakan, apa hubungannya telur dengan kebangkitan Yesus Kristus? Mengapa justru telur yang dijadikan simbol dalam salah satu momen paling suci bagi umat Kristen ini?

Meski sekarang tradisi ini terkesan sebagai perayaan yang meriah dan komersial, telur Paskah sejatinya memiliki akar yang sangat dalam terutama dalam sejarah Kekristenan, khususnya di wilayah Timur.

Telur dan kebangkitan

Sebelum menjadi bagian dari tradisi Kristen, telur telah lama digunakan dalam budaya pagan sebagai lambang kesuburan dan kehidupan baru. Namun dalam tradisi Kristen awal, telur memiliki makna yang lebih dalam, cangkangnya yang keras melambangkan makam Yesus yang tersegel, dan retaknya saat dibuka menggambarkan kebangkitan-Nya dari kematian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir Britannica, dalam gereja Ortodoks Timur, telur Paskah diberkati oleh imam dan dibagikan pada jemaat setelah Paschal Vigil, ibadah malam menjelang Paskah yang masih dipraktikkan di beberapa negara hingga kini.

Saat itu, umat Kristen juga menjalani puasa Pra-Paskah selama 40 hari, di mana mereka tidak makan telur dan daging. Maka, Paskah menjadi momen pertama mereka bisa menikmati telur kembali, momen simbolis sekaligus emosional.

Mewarnai dan berburu telur

Tradisi mewarnai telur Paskah bermula dari umat Kristen di Mesopotamia. Awalnya, telur-telur itu diwarnai merah untuk melambangkan darah Kristus yang tercurah di kayu salib. Seiring waktu, tradisi ini menyebar ke gereja-gereja Ortodoks Timur dan kemudian ke Katolik serta Protestan di Eropa.

Menukil Chase Oaks Cruch, menurut catatan sejarah para misionaris Kristen pun mulai menggunakan warna lain, seperti kuning untuk menggambarkan kebangkitan, biru untuk kasih, dan merah untuk pengorbanan Kristus.

Bahkan, ada yang melukis adegan-adegan dari Alkitab di atas telur lalu menyembunyikannya. Dari sinilah asal mula permainan berburu telur Paskah muncul.

Perburuan telur ternyata bukan sekadar permainan anak-anak. Di masa awal Kekristenan, anak-anak diajak mencari telur yang dilukis dengan cerita Alkitab, lalu menceritakan kisahnya kembali. Tradisi ini bertujuan agar anak-anak memahami makna Paskah secara menyenangkan.

Versi modern dari perburuan telur Paskah terinspirasi dari Martin Luther, tokoh Reformasi Gereja. Kala itu, para pria akan menyembunyikan telur untuk ditemukan oleh perempuan dan anak-anak. Kegembiraan mereka saat menemukan telur diibaratkan seperti sukacita para wanita yang mendapati makam Yesus kosong.

Tradisi telur Paskah juga terus berkembang. Salah satu yang terkenal adalah Easter Egg Roll di Gedung Putih, di mana anak-anak menggulingkan telur di halaman sebagai simbol batu yang digulingkan dari kubur Yesus. Di akhir acara, mereka mendapat telur kayu sebagai kenang-kenangan.

Di Eropa Timur, ada permainan seru bernama egg tapping yang berasal dari tradisi Gereja Ortodoks Yunani. Anak-anak saling memukul telur rebus mereka satu sama lain. Siapa yang telurnya tetap utuh di akhir permainan, dialah pemenangnya.

[Gambas:Video CNN]

(tis/tis)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |