CNN Indonesia
Senin, 21 Apr 2025 09:15 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Negara-negara Arab mengutuk provokasi oleh para pemukim ilegal Israel yang berencana menghancurkan Masjid Al Aqsa.
Kelompok sayap kanan radikal Israel sebelumnya membagikan simulasi video menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) ke media sosial tentang penghancuran Masjid Al Aqsa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video singkat tersebut, tampak Maskid Al Aqsa terbakar kemudian digantikan oleh bangunan yang mereka namakan sebagai Kuil Ketiga.
"Tahun depan di Yerusalem, Messiah sekarang," demikian tulisan dalam caption di video singkat tersebut, dilansir dari the New Arab.
Video tersebut langsung mengundang reaksi keras negara-negara Arab karena provokasi Israel terhadap Masjid Al Aqsa yang merupakan tempat suci ketiga bagi umat Islam.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk video tersebut dan menyatakan "sebagai hasutan yang tersistematis untuk menargetkan tempat-tempat suci Kristen dan Islam yang diduduki (Israel) di Yerusalem."
Palestina kemudian menyatakan bahwa Israel semakin lancang melancarkan "rencana Yudaisasi ekspansionis dan rasialis karena kegagalan komunitas internasional merespons genosida di Gaza.
Yordania yang merupakan negara penjaga Kota Suci Yerusalem juga mengecam provokasi para pemukim ilegal Israel.
Kerajaan itu menilai para pemukim Israel melakukan "tindakan hasutan rasialis dan ekstrem."
Yordania kemudian mengekspresikan "penolakan absolut dan kutukan kuat atas hasutan tersebut."
Qatar turut mengecam provokasi itu sembari memperingatkan bahwa hal itu akan meningkatkan kekerasan di wilayah Palestina.
"Qatar sangat mengutuk laporan rencana oleh kelompok-kelompok yang terafiliasi dengan organisasi pendudukan Israel untuk menghancurkan Masjid Al Aqsa dan menggantinya dengan yang mereka sebut Kuil," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Qatar.
Ratusan warga sayap kanan Israel menduduki kompleks Al Aqsa dalam beberapa hari belakangan ini, didukung oleh pasukan keamanan Israel.
Berdasarkan kesepakatan yang telah berlangsung selama berabad-abad, hanya umat muslim yang diizinkan beribadah di Masjid Al Aqsa. Namun sejak Benjamin Netanyahu membentuk pemerintahan sayap kanan pada 2022, Israel kerap melanggar status quo yang amat sensitif tersebut.
Pada 2024, sekitar 53.600 warga Israel menyerbu kompleks Al Aqsa tersebut dan tercatat sebagai jumlah tertinggi sejak polisi Israel membuka akses lebih dari 20 tahun lalu.
(bac)