Pemandangan dari pemakaman Paus Fransiskus. (Foto: X)
VATIKAN CITY - Presiden, keluarga kerajaan dan pelayat sederhana mengucapkan selamat tinggal kepada Paus Fransiskus pada Sabtu, (26/4/2025) dalam upacara pemakaman yang khidmat. Vatikan mengungkapkan harapan agar warisan Paus Fransiskus yang peduli terhadap migran, kaum tertindas dan lingkungan hidup tetap dilestarikan.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang berselisih dengan Paus mengenai isu-isu tersebut, duduk bersama para pejabat asing di satu sisi peti jenazah Fransiskus di Lapangan Santo Petrus yang luas.
Di sisi lain duduk para kardinal yang akan memilih pengganti Fransiskus dalam sebuah konklaf bulan depan, yang akan memutuskan apakah paus baru tersebut akan melanjutkan dorongan mendiang Paus untuk Gereja yang lebih terbuka atau menyerah kepada kaum konservatif yang ingin kembali ke kepausan yang lebih tradisional.
Paus Fransiskus yang memimpin selama 12 tahun, meninggal pada usia 88 tahun pada Senin, (21/4/2025) setelah menderita stroke.
"Kaya akan kehangatan manusiawi dan sangat peka terhadap tantangan masa kini, Paus Fransiskus benar-benar turut merasakan kecemasan, penderitaan, dan harapan saat ini," kata Kardinal Giovanni Battista Re dari Italia, yang memimpin Misa pemakaman, sebagaimana dilansir Reuters.
Paus Fransiskus telah berulang kali menyerukan diakhirinya konflik selama masa kepausannya.
Ratusan Ribu Orang Hadiri Upacara Pemakaman
Tepuk tangan bergema saat peti jenazah Fransiskus, yang dihiasi salib besar, dibawa keluar dari basilika dan ke alun-alun yang dipenuhi sinar matahari oleh 14 pengusung jenazah yang mengenakan sarung tangan putih pada awal Misa.