Binti Mufarida
, Jurnalis-Selasa, 21 Oktober 2025 |23:27 WIB
Analis politik UNJ Ubedillah Badrun (foto: Okezone)
JAKARTA - Analis Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedillah Badrun, menilai proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) Whoosh tidak efisien dan berpotensi terus merugikan negara. Ia menyebut, dalam satu tahun operasionalnya, proyek tersebut telah mencatat kerugian mencapai Rp4,1 triliun.
“Pembangunan dari awal sebetulnya tidak memenuhi syarat bahwa ini dijalankan dengan prinsip good governance. Karena tidak memenuhi syarat itulah, banyak pengamat kebijakan publik mengatakan proyek ini tidak menguntungkan dan justru berpotensi merugikan negara,” ujar Ubedillah dalam program Rakyat Bersuara di iNews TV, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, sejak mulai beroperasi pada akhir 2023, KCJB sudah menanggung kerugian besar pada tahun pertama (2024). Hingga semester pertama 2025, kerugian tercatat terus bertambah.
“Dalam satu tahun saja sudah rugi Rp4,1 triliun. Sekarang di semester pertama 2025, sudah rugi lagi Rp1,6 triliun,” ungkapnya.
Ubedillah menilai proyek tersebut memang sejak awal tidak efisien dan tidak realistis secara perencanaan. Ia juga menyoroti keterlambatan pembangunan yang melanggar perjanjian awal dengan pihak China.
“Jadi memang tidak efisien dan melanggar perjanjian. Kontrak awal dengan China menargetkan proyek selesai tahun 2019, tapi kenyataannya baru rampung 2023. Ini menunjukkan pembangunan yang sangat tradisional untuk proyek sebesar ini,” jelasnya.