Perkuat Riset Halal Nasional, Proteomik Jadi Kunci Deteksi Bahan Non-Halal

5 hours ago 2

Perkuat Riset Halal Nasional, Proteomik Jadi Kunci Deteksi Bahan Non-Halal

Perkuat Riset Halal Nasional, Proteomik Jadi Kunci Deteksi Bahan Non-Halal (Foto: Okezone)

JAKARTA - Penguatan riset halal nasional semakin penting seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan produk pangan dan kosmetik yang terjamin kehalalannya. Salah satu terobosan yang saat ini dikembangkan adalah pemanfaatan teknologi proteomik. Proteomik, sebagai cabang ilmu yang mempelajari protein dan peptida dalam organisme, semakin banyak diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam analisis halal produk pangan dan kosmetik.

Salah satu teknologi mutakhir yang saat ini digunakan untuk riset proteomik adalah alat Liquid Chromatography-High Resolution Mass Spectrometry (LC-HRMS), yang menawarkan kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis peptida dalam jumlah sangat kecil (traces) dengan akurasi tinggi. Pendekatan ini semakin penting untuk mendeteksi bahan non-halal dalam produk pangan dan kosmetik yang telah melalui berbagai tahap pemrosesan. Pendekatan ini dinilai mampu menjawab tantangan deteksi bahan non-halal dalam produk-produk kompleks yang sulit diuji dengan metode konvensional. Proteomik menawarkan keunggulan dalam mendeteksi protein dan peptida spesifik di produk yang telah melalui berbagai tahap pemrosesan.

Dalam konteks ini, Peneliti dari Kelompok Riset Autentikasi dan Deteksi Halal Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Anjar Windarsih, mengungkapkan bahwa proteomik berbasis LC-HRMS memiliki resolusi dan akurasi massa yang sangat tinggi, sehingga mampu membedakan peptida dari gelatin babi dengan gelatin dari sumber lain seperti sapi atau ikan.

"Teknik ini sangat potensial untuk mengidentifikasi peptida marker spesifik porcine dengan akurasi dan reprodusibilitas tinggi, sehingga dapat memperkuat verifikasi halal secara ilmiah," jelas Anjar, Senin (28/4/2025).

1. Tantangan Deteksi Gelatin dalam Perspektif Halal

Gelatin, yang diperoleh dari hidrolisis kolagen hewan, digunakan secara luas dalam industri pangan, farmasi, dan kosmetik karena sifatnya yang multifungsi sebagai pembentuk gel, stabilisator, dan pengental.

Namun, dari perspektif halal, sumber gelatin menjadi isu utama. Gelatin yang berasal dari hewan halal seperti sapi yang disembelih sesuai syariat diperbolehkan, sedangkan gelatin yang berasal dari babi (porcine gelatin) atau dari hewan halal yang tidak memenuhi syariat dianggap haram.

Di produk pangan olahan maupun kosmetik, keberadaan gelatin babi sulit terdeteksi karena degradasi DNA selama proses manufaktur. Tantangan ini semakin besar dalam produk kosmetik dikarenakan komposisi bahan tambahan yang sangat kompleks dan DNA bahan asal umumnya sudah tidak terdeteksi.

Teknik proteomik berbasis LC-HRMS menjadi solusi penting karena mampu mengidentifikasi sisa protein atau peptida spesifik, bahkan ketika DNA sudah tidak lagi tersedia.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |