Prediksi Cuaca Sepekan ke Depan: Cuaca Ekstrem Bayangi Masa Pancaroba

7 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadaai potensi cuaca ekstrem di masa peralihan musim hujan ke musim kemarau, atau masa pancaroba.

"Dalam sepekan ke depan, cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia masih dipengaruhi oleh pola peralihan musim. Kondisi ini ditandai dengan suhu terik pada pagi hingga siang hari yang diikuti oleh potensi hujan lokal pada sore hingga malam hari," tulis BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 25 April - 1 Mei 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hujan yang terjadi umumnya bersifat tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dan durasi singkat, yang berpotensi disertai kilat dan angin kencang," tambahnya.

BMKG menyebut ketidakstabilan atmosfer selama periode ini meningkatkan kemungkinan terbentuknya awan konvektif, khususnya di wilayah barat dan selatan Indonesia seperti Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Maka dari itu, masyarakat diimbau untuk memerhatikan informasi cuaca terkini dan tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat secara tiba-tiba, terutama pada sore hari.

Dinamika atmosfer

BMKG mengatakan selama sepekan ke depan wilayah Tanah Air berpotensi dipengaruhi oleh gangguan MJO, gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency yang aktif pada wilayah dan periode yang sama.

Wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak adalah Kalimantan bagian timur, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan sebagian besar Papua.

"Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut," kata BMKG.

Selain dinamika atmosfer tersebut, Bibit Siklon Tropis 97S juga terpantau di Laut Arafuru sebelah tenggara Kepulauan Tanimbar, Maluku, dengan kecepatan maksimum 20 knot tekanan udara minimum 1010 mb yang bergerak ke arah Tenggara.

Bibit Siklon Tropis 97S ini disebut berpotensi memberikan dampak langsung terhadap kondisi cuaca dan perairan di wilayah Indonesia berupa hujan lebat hingga gelombang tinggi.

Hujan dengan intensitas sedang - lebat diperkirakan terjadi di wilayah Kepulauan Aru, Kepulauan Kei, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Babar; Angin kencang di wilayah Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Kei, dan Kepulauan Aru; dan Tinggi Gelombang 1.25 - 2.5 m di Laut Arafuru, Perairan Kepulauan Semata hingga Kepulauan Tanimbar, serta Perairan Kepulauan Kai dan Kepulauan Aru.

Selain fenomena tersebut, sirkulasi siklonik diprakirakan terpantau di Samudra Hindia barat daya Bengkulu, dan di Samudra Pasifik utara Sorong. Fenomena ini membentuk daerah konvergensi memanjang di Samudra Hindia barat daya Bengkulu, Perairan timur laut Maluku Utara, Laut Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya.

Kemudian, daerah konvergensi lain juga diprakirakan terbentuk di perairan barat Sumatra Barat hingga Barat Lampung, di Samudra Hindia Barat daya Banten, dari Kalimantan Utara hingga Kalimantan Timur, dari Papua Tengah hingga Papua Pegunungan, dari Maluku bagian Selatan hingga Laut Arafuru, di Laut Sulu, dan daru laut Maluku hingga Laut Seram.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi tersebut," terang BMKG.

Kondisi ini diperkuat dengan labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal di beberapa wilayah.

"Merujuk pada kondisi atmosfer di atas, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca signifikan ini dengan selalu memperbarui informasi cuaca, serta dengan menjaga lingkungan dan memperbaiki kondisi lingkungan yang rentan terhadap dampak cuaca ekstrem," pungkas BMKG.

(lom/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |