Ratusan Siswa PAUD-SMA di PALI Sumsel Diduga Keracunan MBG

17 hours ago 3

CNN Indonesia

Rabu, 07 Mei 2025 16:45 WIB

Sebanyak 173 siswa diduga keracunan Program MBG di Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel). Ilustrasi. Sebanyak 173 siswa diduga keracunan Program MBG di Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 173 siswa diduga keracunan Program MBG di Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel). Sembilan orang masih dirawat di RS.

Peristiwa keracunan MBG terjadi pada Senin (5/5) hingga Selasa (6/5). Keracunan dialami oleh ratusan siswa berbagai jenjang pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, hingga SMK. Para siswa tersebut mengeluh pusing, mual hingga muntah-muntah usai menyantap MBG.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumsel Dedy Irawan mengatakan dari ratusan siswa yang keracunan terbanyak merupakan siswa SD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Paling banyak siswa SD. Iya siswa yang kena dampak mulai dari PAUD-SMA," katanya, Selasa (6/5).

Bupati PALI Asgianto menduga ada kelalaian atau kesalahan teknis (human error) dari pihak pelaksana di lapangan.

Ia mengatakan insiden ini merupakan musibah yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Dia menegaskan program MBG merupakan inisiatif strategis nasional yang bertujuan untuk menjamin asupan gizi seimbang bagi anak-anak sekolah, sehingga kejadian seperti ini tentu menjadi perhatian serius pemerintah.

"Ini adalah kejadian yang sangat kami sesalkan. Namun, dari setiap peristiwa, selalu ada pelajaran yang bisa diambil," kata Asgianto.

Kata Asgianto, ke depan pengawasan di lapangan harus diperketat, baik dari pihak penyelenggara katering maupun jajaran pemerintah daerah. Koordinasi dan evaluasi menyeluruh akan dilakukan untuk memastikan hal seperti ini tidak terulang.

"Saya menginstruksikan seluruh instansi terkait untuk melakukan investigasi mendalam guna mengetahui penyebab pasti dari kejadian tersebut," katanya.

Dia menegaskan siapa pun yang terbukti lalai akan diberikan sanksi tegas sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Kita tidak ingin mencari kambing hitam. Namun, tanggung jawab tetap harus ditegakkan. Jika terbukti ada kesalahan dalam pengelolaan, maka akan ada konsekuensinya. Ini juga menjadi momentum untuk memperbaiki sistem pelaksanaan program ke depan," tegasnya.

Baca selengkapnya di sini.

(isn/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |