Sinopsis Pengepungan di Bukit Duri, Film Terbaru Joko Anwar

1 day ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Trigger warning: Film ini berisi materi kekerasan, bullying, dan konflik rasial yang mungkin terlalu intens bagi sebagian penonton.

Pengepungan di Bukit Duri menjadi film terbaru garapan sutradara Joko Anwar atas naskah yang dia persiapkan sejak 17 tahun lalu. Film itu menceritakan Indonesia diambang kehancuran imbas diskriminasi dan kebencian rasial.

Film untuk penonton berusia 17 tahun ke atas ini fokus mengikuti kehidupan seorang guru pengganti yang baru mulai mengajar di SMA Duri Jakarta, sekolah yang selama ini dikenal karena murid-muridnya yang berandal dan sulit diatur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut sinopsis Pengepungan di Bukit Duri.

Pengepungan Bukit Duri mengambil latar waktu 2027. Indonesia kala itu digambarkan di ambang kehancuran imbas kebencian rasial yang berlarut-larut hampir dua dekade terakhir.

Kisahnya mengikuti Edwin (Morgan Oey), seorang guru yang dalam beberapa tahun terakhir sudah gonta-ganti sekolah di Jakarta. Terbaru, ia pindah ke SMA Duri Jakarta yang kerap 'dihindari' mayoritas guru.

Kebanyakan siswa di SMA Duri Jakarta merupakan murid bandel dan sulit diatur. Beberapa di antara mereka ternyata juga sering terlibat perundungan di dalam dan luar sekolah.

Film Pengepungan di Bukit Duri (2025). (Come and See Pictures)Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri (2025): Film ini mengikuti Edwin (Morgan Oey), seorang guru yang dalam beberapa tahun terakhir sudah gonta-ganti sekolah di Jakarta. (Come and See Pictures)

Di sana, guru tidak hanya harus mengajar, tetapi juga harus mampu bertahan dari serangan mematikan murid-muridnya.

Namun, Edwin siap menerima itu semua karena ia memiliki misi personal. Ia selama ini pindah-pindah tempat mengajar karena sedang mencari keponakannya yang hilang dan SMA Duri Jakarta menjadi satu-satunya yang belum ia periksa.

Ketika masuk SMA Duri Jakarta, Edwin yang merupakan guru seni itu juga menjadi seorang wali kelas. Ia pun bertekad mendisiplinkan murid-muridnya demi memenuhi janjinya kepada sang kakak.

[Gambas:Video CNN]

Alih-alih melakukan pendekatan personal, Edwin langsung mengambil langkah tegas ketika berhadapan dengan kebandelan murid di kelasnya, terutama Jefri (Omara N. Esteghlal).

Edwin merasa yakin metode itu bisa membuatnya menghadapi Jefri sehingga terus dilakukan, terutama setelah mulai menemukan titik terang mengenai keberadaan keponakannya tersebut.

Permasalahan di antara Edwin dan Jefri pun bukan hanya sekadar antara murid dan guru. Namun, Jefri mengaitkannya dengan diskriminasi hingga kebencian rasial terhadap Edwin.

Di sisi lain, Edwin ternyata tidak menyadari bahwa keselamatannya kini dalam bahaya. Kerusuhan kembali pecah di seluruh kota. Ia bersama Diana (Hana Malasan) yang merupakan guru BK dan beberapa murid lainnya terjebak di sekolah.

Pada saat yang sama, Edwin ternyata juga diburu Jefri yang mengincar nyawanya.

Pengepungan di Bukit Duri menjadi film panjang ke-11 yang digarap Joko Anwar. Ia sebelumnya mengungkapkan butuh 17 tahun untuk memantapkan diri garap naskah film yang sudah ditulis sejak 2007 itu.

"Saya menunggu selama 17 tahun," kata Joko Anwar dalam jumpa media pada Oktober 2024. "Setelah 17 tahun menimbang-nimbang dan menajamkan skenarionya, saya merasa baru saat ini cukup dewasa untuk bisa membuat film ini,"

"Saya merasa kalau misalnya dibikin saat saya belum cukup dewasa, mungkin akan tidak sampai apa yang ingin saya sampaikan. Supaya lebih matang dan lebih dewasa (dulu)," tuturnya.

Pengepungan di Bukit Duri dibintangi Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Farandika, Raihan Khan, Sheila Kusnadi, Millo Taslim, dan Bima Azriel.

Film ini untuk penonton berusia 17 tahun ke atas. Pengepungan di Bukit Duri tayang 17 April di bioskop.

[Gambas:Youtube]

(chri)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |