Sri Mulyani Ungkap Tren Trade Diversion akibat Tarif Impor Trump, Indonesia Berpeluang Ambil Alih Pasar

1 week ago 17

Anggie Ariesta , Jurnalis-Selasa, 08 April 2025 |17:39 WIB

Sri Mulyani Ungkap Tren Trade Diversion akibat Tarif Impor Trump, Indonesia Berpeluang Ambil Alih Pasar

Sri Mulyani Ungkap Tren Trade Diversion akibat Tarif Impor Trump, Indonesia Berpeluang Ambil Alih Pasar

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan adanya tren trade diversion atau pengalihan perdagangan sebagai reaksi terhadap kenaikan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS). 

Menurut Sri Mulyani, fenomena tersebut menjadi fokus pembahasan global saat negara-negara mencari tujuan ekspor dan investasi alternatif.

"Dengan adanya kenaikan tarif di AS memunculkan sebuah pemikiran atau hal yang akan menjadi reaksinya yaitu terjadinya diversion dari perdagangan. Trade diversion ini yang sekarang sedang dibahas di dunia," ujar Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa negara-negara kini tengah mempertimbangkan tujuan ekspor dan investasi alternatif, bahkan berpotensi membentuk pola perdagangan tanpa melibatkan AS atau meminimalisir ketergantungan padanya.

"Negara mana yang bisa menjadi tujuan ekspor alternatif atau negara mana yang bisa menjadi tempat investasi alternatif untuk kemudian munculnya trade without Amerika atau Amerika menjadi dieliminir dan kemudian muncul di antara sisa Amerikanya," lanjutnya.

Sri Mulyani menekankan bahwa meskipun perdagangan antara AS dan China hanya mencakup sekitar 25 persen dari perdagangan global, dampak spillover dari kebijakan kedua negara tersebut tetap signifikan.

Dalam konteks ini, Indonesia memiliki peluang untuk mengambil alih pangsa pasar karena tarif resiprokal AS terhadap beberapa negara pesaing seperti Vietnam, Bangladesh, Thailand, dan Tiongkok lebih tinggi, berkisar antara 34 persen hingga 46 persen.

"Peluang Indonesia untuk take over karena beberapa negara Vietnam, Bangladesh, Thailand, China yang rate dari resiprokalnya dari Amerika itu lebih tinggi yaitu 34, 36, 37 bahkan 46," kata Sri Mulyani.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |