Tantangan Bisnis Berkelanjutan, Kurangi Sampah Plastik di Industri Barang Konsumen

3 hours ago 2

Feby Novalius , Jurnalis-Selasa, 16 September 2025 |14:03 WIB

Tantangan Bisnis Berkelanjutan, Kurangi Sampah Plastik di Industri Barang Konsumen

Seluruh industri di Indonesia dituntut menerapkan praktik bisnis berkelanjutan dengan terus bertransformasi . (foto: Okezone.com/Freepik)

JAKARTA – Seluruh industri di Indonesia dituntut menerapkan praktik bisnis berkelanjutan dengan terus bertransformasi memastikan potensi dampak lingkungan yang minim di berbagai aspek pada keseluruhan value chain perusahaan. Pada perusahaan fast moving consumer goods (FMCG), ada tiga prinsip yang harus dilakukan dalam mengelola penggunaan plastik di kemasan untuk produk-produknya.

Menyikapi hal ini, Unilever Indonesia menerapkan prinsip less plastic, better plastic, dan no plastic.

“Artinya, selain meminimalkan jumlah penggunaan plastik dalam kemasan, kami juga memilih plastik yang mudah didaur ulang dan mengembangkan sistem pengisian ulang di beberapa daerah,” tutur Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi, Selasa (16/9/2025).

Upaya untuk terus mengurangi penggunaan plastik baru (virgin plastic) pun dilakukan, termasuk upaya meningkatkan penggunaan plastik hasil daur ulang alias post-consumer recycled (PCR) dalam kemasannya, serta menghadirkan kemasan yang dapat didaur ulang, digunakan kembali, atau diurai menjadi kompos.

Maya menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk terus mengumpulkan dan memproses lebih banyak sampah plastik kemasan dibandingkan dengan plastik yang digunakan untuk menjual produk. Sejak 2015, perusahaan sudah mengimplementasikan zero waste landfill untuk memastikan tidak ada sampah atau limbah yang berasal dari kegiatan operasional yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Setelah lebih dari dua dekade berkomitmen mendorong misi keberlanjutan, pada 2024 Unilever secara global mengumumkan empat pilar keberlanjutan. Pertama, iklim untuk mencapai Net Zero Emission (NZE). Kedua, alam untuk mendukung ekosistem alam melalui penerapan pertanian regeneratif. Ketiga, plastik yang bertujuan mengakhiri limbah plastik. Keempat, mata pencaharian yang menargetkan terwujudnya mata pencaharian dan standar upah (living wage) yang layak bagi seluruh pihak dalam rantai nilai (value chain) Unilever.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |