Trump Bertemu dan Genggam Erat Tangan Abbas, Perdana dalam 8 Tahun

6 hours ago 1

CNN Indonesia

Selasa, 14 Okt 2025 15:05 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk pertama kalinya dalam delapan tahun bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.

Kedua pemimpin bersua saat menghadiri Gaza Peace Summit di Sharm El-Sheikh, Mesir, Senin (13/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam siaran langsung menjelang pertemuan, Trump selaku pemimpin konferensi tingkat tinggi (KTT), menyambut para pemimpin negara yang tiba. Ketika tiba giliran Presiden Abbas, Trump langsung merengkuh tangan Abbas dan berbincang hangat dengannya sambil terus menjabat tangan Presiden berusia 89 tahun itu.

Saat berfoto bersama, Trump juga menggenggam erat tangan Abbas dan beberapa kali menepuknya. Ia menyunggingkan senyum lebar dengan satu tangan lainnya berpose jempol.

Ini merupakan pertemuan perdana Trump dan Abbas dalam delapan tahun terakhir. Keduanya terakhir kali bertemu pada 2017 di Gedung Putih.

Abbas baru-baru ini ditolak visanya oleh otoritas AS karena pemerintah Palestina dituduh "merusak prospek perdamaian".

Karenanya, Abbas tak bisa datang ke New York untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB pada September lalu. Ia kala itu hanya bisa menyampaikan pernyataan melalui tautan video.

Padahal, sejumlah negara ramai-ramai mendeklarasikan pengakuan atas negara Palestina di pertemuan tersebut.

Dilansir dari New York Times, hubungan Abbas dan Trump sempat tegang selama masa jabatan pertama Trump. Pada periode itu, Trump membuat kebijakan yang memicu kemarahan PA, salah satunya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Trump saat itu juga memutus bantuan kepada badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina, mengajukan rencana perdamaian yang menguntung Israel, dan membentuk perjanjian normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab yang dikenal sebagai Abraham Accords.

Abbas marah bukan main dan melarang pejabat-pejabat Palestina berhubungan dengan pemerintahan Trump.

Meski begitu, menjelang pemilihan presiden AS tahun lalu, Abbas berusaha rekonsiliasi dengan Trump. Dengan dibantu oleh Massad Boulos, ia memulihkan hubungannya dengan Trump.

Boulos adalah pengusaha Lebanon-Amerika sekaligus ayah mertua putri Trump, Tiffany Trump, yang pernah menjabat sebagai utusan tidak resmi kampanye Trump 2024 untuk para pemilih Arab Amerika.

Salah satu tindakan Boulos yakni meneruskan surat dari Abbas untuk Trump yang berisi kecaman dan keprihatinan atas upaya pembunuhan yang dialami Trump pada Juli. Trump merespons dengan mengunggah surat tersebut ke platform media sosialnya dan menyatakan bahwa "semuanya akan baik-baik saja".

(blq/bac)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |