Feby Novalius
, Jurnalis-Kamis, 18 September 2025 |15:48 WIB
Demo pengemudi ojek online (ojol) di depan Gedung DPR/MPR RI pada Selasa, 17 September 2025. (Foto: Okezone.com/MPI)
JAKARTA - Demo pengemudi ojek online (ojol) di depan Gedung DPR/MPR RI pada Selasa, 17 September 2025, menuntut pemangkasan potongan komisi dari 20% menjadi 10%. Namun, aksi tersebut tidak diikuti sebagian besar driver ojol karena aktivitas orderan tetap berjalan.
Beberapa suara pengemudi juga tidak sepenuhnya sejalan. Sebagian menilai komisi 20% masih proporsional, sementara sebagian lainnya mendesak pemangkasan lebih besar.
Salah seorang pengemudi ojol, Wicak, menilai potongan 20% tetap realistis. Menurutnya, keberlangsungan platform juga membutuhkan biaya operasional yang besar, sehingga komisi tidak bisa diturunkan sembarangan.
“Menurut saya 20% itu wajar, tapi jangan sampai jadi 40% karena ada biaya lain. Kalau benar 20%, ya *worth it*. Masalahnya ada di promo dan sistem tambahan yang bikin penghasilan berkurang,” ujarnya, Kamis (18/9/2025).
Menurutnya, permintaan agar komisi diturunkan hingga 10% juga akan sulit direalisasikan.
“Aplikasi tetap butuh biaya operasional (hosting) besar untuk melayani jutaan orang. Jadi *nggak* mungkin kalau komisi diturunkan sampai 10%. Dalam sehari, jutaan ojol online secara bersamaan. Itu pasti butuh dana yang tidak sedikit,” katanya.
Sebelumnya, komunitas ojek online (ojol) Unit Reaksi Cepat (URC) juga menolak ikut aksi demo 17 September karena dinilai sarat politis.