Viral Dugaan Malapraktik di RSUD Majalaya, Batu Kerikil Terjahit di Jidat Seorang Anak

7 hours ago 1

Viral Dugaan Malpraktik di RSUD Majalaya, Batu Kerikil Terjahit di Jidat Seorang Anak

Batu Kerikil terjahit di jidat

BANDUNG – Sebuah unggahan viral di media sosial menghebohkan publik, menyusul dugaan malpraktik yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Seorang ibu menyatakan bahwa anaknya menjadi korban kesalahan medis setelah mengalami luka di bagian jidat akibat kecelakaan. Yang mengejutkan, dalam proses penjahitan luka, sebuah batu kerikil berukuran cukup besar justru ikut terjahit di dalam luka tersebut.

Unggahan tersebut dipublikasikan melalui akun Facebook bernama Nevii Dumdum, dan langsung menyita perhatian warganet. Dalam unggahannya, korban mengungkapkan kekesalan terhadap tim medis RSUD Majalaya lantaran adanya batu tersebut.

Namun unggahan tersebut kini sudah hilang sejak Senin 5 Mei kemarin lantaran sudah dihapus oleh pemilik akun.

Menanggapi kejadian tersebut, Wakil Direktur Umum dan SDM RSUD Majalaya, Agus Heri Zukari, menyatakan bahwa persoalan tersebut sebenarnya telah diselesaikan secara kekeluargaan.

Ia menegaskan bahwa keluarga pasien telah diberikan penjelasan secara langsung oleh pihak rumah sakit.

“Kasus yang viral kemarin sebenarnya sudah clear. Kami sudah bertemu langsung dengan keluarga pasien dan memberikan penjelasan. Mereka pun sudah memahami,” kata Agus saat ditemui, Selasa (6/5/2025).

Agus mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut terjadi sekitar 10 hari yang lalu, meski ia tidak menyebut tanggal pastinya. Ia menjelaskan bahwa anak tersebut dibawa ke RSUD Majalaya setelah mengalami kecelakaan, diduga akibat jatuh dari kendaraan.

“Katanya jatuh dari kendaraan kalau nggak salah ya, untuk kronologisnya. Jadi si anak memang mengalami luka di bagian jidat,” jelasnya.

Terkait keberadaan batu kerikil yang ikut terjahit di dalam luka anak tersebut, Agus menyebut bahwa tim medis sudah menyadari adanya benda asing di dalam jaringan luka.

Namun, pada saat kejadian, petugas medis harus mengambil keputusan cepat sesuai kondisi kegawatdaruratan.

“Karena ini kondisi gawat darurat, maka prioritas utama adalah keselamatan pasien. Saat itu, ada kekhawatiran kalau batu tersebut dipaksakan diambil bisa mengganggu organ dalam di sekitar lokasi luka. Bisa terjadi pendarahan atau komplikasi lainnya,” ujarnya.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |