Walkot Surabaya Pamer Kuliahkan 165 Anak Tak Pakai APBD, Pakai Rp25 M

6 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memaparkan capaian pihaknya bisa membantu menguliahkan 165 anak di ibu kota provinsi Jawa Timur (Jatim) itu tanpa mengeluarkan dana dari APBD.

Hal itu disampaikan Eri saat berbicara dalam Leadership Forum Pilar Nusantara Penopang Asta Cita di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (14/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulanya, Eri memaparkan sejumlah program strategis pemerintahannya dalam beberapa tahun terakhir untuk mewujudkan asta cita atau delapan visi utama pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.

Eri mengatakan untuk mewujudkan asta cita presiden, pihaknya telah menetapkan tujuh fokus pembangunan di Kota Surabaya. Selain selaras dengan asta cita Presiden, tujuh fokus itu juga selaras dengan Nawa Bhakti Satya Gubernur Jawa Timur.

Hingga memasuki periode keduanya memerintah Kota Surabaya, Eri mengaku terus mengevaluasi tujuh fokus pembangunan tersebut. Jika tak tercapai, dia mengaku tak segan merombak kepala organisasi pemerintahan daerah (OPD) di wilayahnya.

"Karena itulah di kota kami, Surabaya, setiap tahun kami akan selalu melihat tujuh ini. Ketika tidak ada perubahan, maka kontrak kerja kepala OPD juga akan berubah," kata Eri.

Eri merinci tujuh fokus pembangunan itu yakni mengurangi kemiskinan, pengangguran, angka Kematian ibu dan bayi, dan mengurangi stunting. Kelima, meningkatkan sumber daya manusia, menurunkan kesenjangan, dan menumbuhkan ekonomi.

Khusus pendidikan, Eri mencontohkan sejak 2023, pihaknya telah menggratiskan 165 anak tanpa menggunakan APBD. Sebagai gantinya, anggaran bersumber dari dana CSR

"Kami ada sekolah 165 anak, yang kita sekolahkan gratis, itu mulai 2023, dia kuliah, itu habisnya sekitar Rp25 miliar. Mohon maaf, itu bukan uang APBD. Tapi uang CSR, pengusaha-pengusaha di Kota Surabaya," kata Eri.

Politikus PDIP itu mengatakan pihaknya selama ini tak hanya mengandalkan APBD, tapi melibatkan seluruh stakeholder di Kota Surabaya.

Eri mengaku itu bukan hasil inovasinya. Namun, dia menilai kepala daerah mestinya bisa mengajak dan melibatkan semua stakeholder atau pemangku kepentingan.

"Pemerintah, bagi saya, wajib berkorban, wajib rugi untuk kepentingan rakyatnya. Itu yang kami lakukan di Surabaya," kata Eri Cahyadi.

Selain Ery, kegiatan leadership forum itu pun hadir sebagai pembicara adalah Mendagri Tito Karnavian dan sejumlah kepala daerah provinsi maupun kabupaten/kota di Indonesia.

Beberapa di antaranya Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo dan Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud.

(thr/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |