Felldy Utama
, Jurnalis-Selasa, 02 Desember 2025 |00:37 WIB

Menkomdigi Meutya Hafid (Foto: Dok)
MEDAN — Akses telekomunikasi di tiga provinsi di Sumatera lumpuh setelah banjir bandang dan tanah longsor merusak ribuan menara pemancar. Lebih dari 2.400 BTS terdampak sejak 28 November, membuat sebagian wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terputus dari layanan telepon maupun internet.
Kondisi darurat ini mendorong pemerintah menggelar rapat koordinasi khusus untuk mempercepat pemulihan jaringan. Rapat berlangsung di Balai Monitoring (Balmon) Medan, Senin (1/12/2025), dipimpin Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid bersama Dirjen Infrastruktur Digital Wayan Toni Supriyanto dan Direktur Utama Bakti Komdigi Fadhilah Mathar.
Pimpinan operator telekomunikasi hadir lengkap untuk merumuskan langkah darurat, mulai dari Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Direktur Utama Telkomsel Nugroho, CTO Indosat Ooredoo Hutchison Desmond Cheung, Director & Chief Regulatory Officer XL–Smart Merza Fachys, hingga Market Access Manager Starlink Indonesia Tommy Des Mulianta.
“Sejak awal fokus kami satu, mempercepat pemulihan akses telekomunikasi di seluruh wilayah terdampak, agar masyarakat dapat menghubungi keluarganya, menerima informasi resmi, dan mengakses layanan darurat,” ujar Meutya.
Komdigi mencatat kerusakan BTS semula berjumlah 1.310 titik pada 25 November, kemudian meningkat menjadi lebih dari 2.400 titik pada 28 November. Upaya gabungan pemerintah dan operator telah menghidupkan kembali 707 BTS, namun gangguan listrik lanjutan kembali menambah jumlah site yang terdampak.
“Per hari ini masih ada sejumlah tantangan; insya Allah dengan kerja bersama kita bisa melakukan percepatan-percepatan,” ucap Meutya.
Rakor di Medan menjadi momentum konsolidasi untuk memastikan jaringan telekomunikasi di wilayah bencana dapat dipulihkan secepat mungkin.
(Arief Setyadi )
















































