Jakarta, CNN Indonesia --
Sebanyak 66 asosiasi pengendara ojek online (ojol) mengadukan potongan biaya dari aplikator selangit ke DPR. Mereka menyebut potongan dari aplikator jauh melebihi batas yang ditentukan pemerintah.
Irfan, perwakilan Lintas Gadjah Mada, mengatakan aplikator tak sekadar memotong biaya perjalanan yang diterima driver. Aplikator juga membuka program berbayar agar driver bisa mendapatkan pesanan. Meskipun bersifat opsional, realitanya ojol harus ikut program berbayar tersebut demi dapat orderan penumpang.
"Driver yang tidak ikut program itu jadi sepi, jadi anyep, enggak dapat order dia. Dipotong 20 persen, plus disuruh bayar Rp3.000 sampai Rp20 ribu, apa enggak dajal itu?" kata Irfan pada rapat dengar pendapat Komisi V DPR di Jakarta, Rabu (21/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irfan juga mempermasalahkan potongan tambahan sebesar 5 persen yang diperbolehkan pemerintah. Dia berkata aplikator mengaku menarik biaya itu untuk asuransi, tetapi selama ini tidak ada asuransi yang diterima ojol.
Driver ojol lainnya, Kemet dari Aliansi Pengemudi Online Bersatu, juga mempermasalahkan hal serupa. Dia kecewa atas respons Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terhadap keluhan para driver ojol.
Kemet mengatakan selama ini driver ojol bekerja tanpa jaminan kesejahteraan dan perlindungan lainnya. Menurutnya, pemerintah tidak memperhatikan mereka.
"Belum pernah ada perlindungan keamanan dan keselamatan kerja bagi kami. Kita tidak pernah dianggap ada oleh pemerintah," ujar Kemet.
"Itu panggil Kemenhub, panggil aplikator, kita duduk bareng, akan kita telanjangi mereka, ada apa di balik mereka," ucapnya.
Sebelumnya, sejumlah asosiasi driver ojol menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta, Selasa (20/5). Mereka memprotes pemotongan biaya oleh aplikator yang semena-mena.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi telah memanggil empat perusahaan transportasi online sebelum aksi unjuk rasa itu. Dia memastikan tidak ada pemotongan biaya lebih dari 20 persen, seperti yang diatur hukum.
"Bisa enggak diturunin? Kalau saya tidak berpikir keseimbangan berkelanjutan, bisa saja. Enggak ada susahnya menandatangani (aturan yang menurunkan potongan menjadi) 10 persen," ucap Dudy saat berdiskusi dengan perwakilan empat perusahaan transportasi online di Aroem Resto & Cafe Jakarta, Senin (19/5).
"Tapi rasanya tidak arif bagi kami kalau kami tidak mendengar semuanya," imbuhnya.
(dhf/pta)