Jakarta, CNN Indonesia --
Fenomena La Nina dipastikan hadir di Indonesia hingga awal tahun depan. Lantas, apa dampaknya buat dinamika cuaca di Tanah Air?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut indeks ENSO pada Dasarian III November sebesar -0,80 atau menandakan La Nina Lemah. Kondisi ini diperkirakan bertahan hingga awal tahun dan memicu potensi curah hujan tinggi di sejumlah wilayah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi ENSO La Nina Lemah menunjukkan potensi peningkatan hujan tinggi-sangat tinggi (>150mm/dasarian) di sebagian wilayah Indonesia bagian tengah dan timur," tulis BMKG di Instagram, Rabu (3/12).
BMKG memperkirakan indeks ENSO akan berangsur melemah hingga angka -0,07 pada periode Maret-April-Mei (MAM).
ENSO merupakan siklus iklim yang ditandai dengan pendinginan (La Nina, di bawah -0,5 derajat Celsius) dan pemanasan (El Nino, di atas 0,5 derajat Celsius) permukaan laut di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur.
Ini adalah salah satu pola cuaca terkuat dan paling mudah diprediksi yang mempengaruhi iklim global.
Menurut BMKG sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi terdampak dengan kehadiran La Nina. Berikut daftar wilayah yang berpotensi terdampak:
- Nusa Tenggara Barat)
- Nusa Tenggara Timur)
- Sebagian Kalimantan Tengah
- Sebagian Kalimantan Timur
- Sebagian Sulawesi Selatan
- Sebagian Maluku
- Sebagian Papua Tengah
- Sebagian kecil Papua Selatan
Di sisi lain, BMKG juga menungkap indeks IOD Negatif pada periode yang sama. Pada Dasarian III November, indeks IOD berada di angka -0,36. IOD Negatif disebut bertahan hingga November dan kemudian beralih kembali ke fase netral.
Kondisi IOD Negatif sendiri menunjukkan aliran massa udara dari Samudra Hindia ke Indonesia bagian barat, sehingga berpotensi memicu peningkatan curah hujan tinggi.
Saat ini, sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Dari total 699 wilayah zona musim (ZOM), sebantak 526 ZOM atau sekitar 75.3 persen telah memasuki musim hujan.
Sementara sisanya, 60 ZOM atau 8,5 persen masih berada dalam musim kemarau dan 113 ZOM atau 16,2 persen merupakan wilayah satu musim.
Berikut wilayah yang berpotensi mengalami peningkatan curah hujan imbas IOD Negatif:
- Sebagian kecil Aceh
- Sebagian Kalimantan Barat
- Sebagian Kepulauan Bangka Belitung
- Sebagian Banten bagian Selatan
- Sebagian Jawa Barat
- Sebagian Jawa Tengah
- Sebagian kecil Jawa Timur
- Sebagian besar Bali
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani sebelumnya juga mengungkap saat ini fenomena iklim La Nina muncul di Indonesia jelang puncak musim hujan. Menurut Faisal fenomena La Nina lemah saat ini sedang berlangsung dan diprediksi bertahan hingga Maret 2026.
Namun begitu, dampaknya terhadap peningkatan curah hujan tidak terlalu signifikan saat puncak musim hujan.
"La Nina lemah akan bertahan hingga awal tahun 2026, namun pada puncak musim hujan dampaknya terhadap penambahan curah hujan tidak terlalu signifikan. Meski begitu, curah hujan tinggi pada periode tersebut tetap perlu diwaspadai," kata Faisal, dalam apel kesiapsiagaan bencana, Selasa (4/11), melansir laman resmi BMKG.
(lom/dmi)

4 hours ago
2

















































