Tangguh Yudha
, Jurnalis-Sabtu, 06 Desember 2025 |18:17 WIB

Banjir di Sumatera (Foto: Okezone)
JAKARTA - PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, buka siara menanggapi tudingan yang mengaitkan aktivitas pertambangan dengan bencana longsor dan banjir bandang yang melanda wilayah Tapanuli Selatan, termasuk Desa Garoga. Perusahaan menilai tuduhan tersebut prematur dan tidak berdasarkan kajian komprehensif.
PTAR menegaskan bahwa bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di sejumlah wilayah dapat dijelaskan melalui faktor cuaca ekstrem. Siklon Senyar disebut memicu hujan dengan intensitas sangat tinggi yang melanda sebagian besar Sumatra bagian utara, termasuk kawasan Hutan Batang Toru.
Perusahaan menyebut curah hujan tersebut merupakan salah satu yang tertinggi dalam 50 tahun terakhir, menyebabkan aliran Sungai Garoga tidak mampu menahan laju air dan material yang terbawa.
"Hujan dengan volume luar biasa tersebut jatuh merata di seluruh Sumatra bagian utara termasuk kawasan Hutan Batang Toru, sebuah kawasan hulu dari sungai-sungai utama yang mengalir di Kecamatan Batang Toru, seperti Sungai (Aek) Garoga, Aek Pahu, dan Sungai Batang Toru," jelas PTAR dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/12/2025).
Lebih lanjut perusahaan menyebut bahwa bencana banjir bandang dipicu oleh penyumbatan masif material kayu di Jembatan Garoga I dan II.
Ketika sumbatan mencapai titik kritis pada 25 November sekitar pukul 10.00 WIB, dua anak Sungai Garoga bergabung menjadi satu aliran baru yang menerjang Desa Garoga.


















































