Apa Itu Aplikasi World? Fenomena Warga Bekasi Dapat Rp800.000 dari Rekam Retina yang Kini Dibekukan Komdigi

4 hours ago 1

Apa Itu Aplikasi World? Fenomena Warga Bekasi Dapat Rp800.000 dari Rekam Retina yang Kini Dibekukan Komdigi

Apa Itu Aplikasi World? Fenomena Warga Bekasi Dapat Rp800.000 dari Rekam Retina yang Kini Dibekukan Komdigi (Foto: World)

BEKASI - Apa itu aplikasi World? Fenomena warga Bekasi dapat Rp800.000 dari rekam retina mata yang kini dibekukan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Sejumlah warga Bekasi telah mengikuti pemindaian iris mata menggunakan alat khusus berbentuk bola (Orb). Setelahnya, warga diberi imbalan uang tunai Rp300.000 hingga Rp800.000

“Warga tertarik karena dijanjikan uang, padahal mereka tidak tahu data matanya akan digunakan untuk apa. Ini sangat berisiko,” kata Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dalam keterangannya, Jakarta, Senin (5/5/2025).

Worldcoin juga mendapat sorotan di berbagai negara seperti Kenya, Prancis, Jerman, dan India, karena isu serupa soal keamanan data dan perlindungan privasi.

1. Lalu Apa itu Aplikasi World?

Melansir laman resmi, World App adalah aplikasi yang menyediakan akses sederhana dan mudah ke World, sebuah inisiatif global yang digagas oleh Sam Altman, pendiri OpenAI (pencipta ChatGPT).

Ini adalah dompet pertama yang dibuat untuk world network dan memberikan akses kepada orang untuk identitas digital yang pribadi dan terdesentralisasi melalui World ID dan akses ke keuangan terdesentralisasi melalui mata uang kripto. 

World App dikembangkan dan dioperasikan oleh Tools for Humanity, perusahaan teknologi yang sama yang mengembangkan the Orb, perangkat pelestarian privasi yang memverifikasi World ID untuk manusia.

World ID merupakan semacam paspor digital yang memungkinkan pengguna mengakses layanan daring terdesentralisasi, seperti aplikasi kripto (dApps) dan situs web, dengan verifikasi bahwa mereka adalah manusia asli, bukan bot atau AI.

Untuk mendapatkan World ID, pengguna harus memindai iris mata menggunakan perangkat khusus bernama Orb, yang tersedia di lokasi tertentu, seperti ruko di dekat Stasiun Bekasi atau Suvarna Sutera, Tangerang. Proses ini hanya memakan waktu beberapa menit dan menghasilkan kode enkripsi unik tanpa menyimpan data pribadi seperti nama atau email.

Setelah verifikasi, pengguna menerima World ID dan, dalam beberapa kasus, token Worldcoin (WLD) yang dapat ditukar menjadi uang atau disimpan di dompet digital aplikasi.

2. Bahaya Pengumpulan Data Biometrik

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengingatkan bahaya pengumpulan data biometrik warga melalui pemindaian retina mata. Adapun kini, aktivitas Worldcoin dan World ID di Kota Bekasi telah dihentikan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

“Saya mendukung langkah Komdigi untuk menghentikan kegiatan Worldcoin di Bekasi. Kita harus berhati-hati, karena belum ada jaminan keamanan data yang jelas. Jangan sampai masyarakat dirugikan, harus ada mitigasi yang tepat” ujar Tri.

Dia menambahkan, jika data biometrik ini disalahgunakan, dampaknya bisa sangat fatal. Warga bisa saja kehilangan akses terhadap layanan penting seperti perbankan dan peretasan alat komunikasi.

Dirinya merasa bertanggung jawab untuk melindungi warga dari potensi ancaman penyalahgunaan data pribadi, terutama jika belum ada kepastian hukum dari pihak penyelenggara.

“Kami akan terus pantau dan koordinasi dengan pemerintah pusat agar warga terhindar dari uji coba teknologi yang belum jelas manfaat dan keamanannya,” tuturnya.

Oleh karenanya, dia mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan tidak sembarangan menyerahkan data pribadi, apalagi data sensitif seperti biometrik, kepada pihak yang belum jelas izinnya.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |