Apakah Boleh Pelihara Burung Hantu? Ini Jawabannya, (Foto: Freepik)
JAKARTA - Apakah boleh pelihara burung hantu sering menjadi pertanyaan sebagian masyarakat. Karena tidak jarang masyarakat yang tertarik untuk memelihara burung hantu di rumahnya. Yuk, simak dulu penjelasan berikut sebelum memutuskan untuk memelihara jenis burung yang satu ini.
Mengenal burung hantu
Burung hantu memiliki bahasa latin Strigiformes. Burung ini bisa ditemukan hampir di seluruh dunia dengan total sekitar 250 spesies. Terdapat dua famili dari kelompok burung Strigiformes yaitu Tytonidae dengan perawakan wajah bundar serta Strigidae yang memiliki wajah berbentuk hati.
Dari segi ukuran, pola, dan warna tiap burung hantu cukup bervariasi. Tetapi untuk jenis burung pemangsa akan memiliki dua ciri utama yaitu memiliki cakar yang tajam serta paruh yang bengkok. Keduanya memiliki peran penting dalam aktivitas berburu agar lebih efisien.
Burung hantu tergolong sebagai hewan karnivora
Burung hantu merupakan hewan karnivora dan kebanyakan mengonsumsi hewan pengerat. Tapi mereka juga bisa memakan burung lain, ikan, serangga, bahkan makhluk yang lebih besar seperti rusa serta rubah.
Aktivitas mencari makan atau berburu dapat dilakukan pada siang atau sore. Namun sering kali dilakukan pada malam hari. Uniknya, burung hantu memiliki sifat eyeshine yaitu kemampuan mata untuk bersinar oranye atau merah saat disinari pada malam hari. Cahaya ini muncul karena jaringan di belakang retina akan memantulkan kembali sinar tersebut. Eyeshine sangat membantu burung hantu untuk melihat dalam kegelapan terutama dalam upaya pencarian makan.
Saat memangsa, biasanya burung hantu akan hinggap di tempat yang tinggi. Tidak jarang juga mereka terbang secara statis di atas mangsanya. Kondisi ini memudahkan burung hantu untuk menangkap target dengan gerakan yang menukik yang cepat dan tepat sasaran.
Burung hantu akan memakan mangsanya secara utuh atau dalam potongan yang besar. Kemudian mereka akan memuntahkan kembali bulu, tulang, ataupun organ tubuh lain dari mangsanya jika tidak dapat dicerna.