CNN Indonesia
Kamis, 08 Mei 2025 17:30 WIB

Malang, CNN Indonesia --
Dua bola mata Martinus Candra (30) tampak berkaca-kaca saat menginjakkan kaki di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, jelang laga amal antara Arema FC vs Arema All Stars, Kamis (8/5).
Candra merupakan salah satu Aremania yang sengaja datang ke Kanjuruhan, setalah hampir tiga tahun lamanya stadion ini berhenti beroperasi akibat tragedi 1 Oktober 2022 silam.
"Tepat 1 Oktober 2022 lalu terakhir nonton Arema di sini," kata Candra ditemui CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, masih jelas diingatannya bagaimana kelamnya kejadian saat itu. Ia mengaku tak bisa melupakan itu.
"Pasti terbayang apa yang ada dalam kejadian waktu itu," ucapnya.
Ingatan buruk itu tak menghalanginya untuk kembali menonton tim kebanggaannya kembali berlaga di Kanjuruhan.
Terlepas dari rasa senang, Candra menegaskan bukan berarti dirinya melupakan pilu yang dirasakan para keluarga korban.
"Kesannya pasti senang [melihat Arema kembali ke Kanjuruhan] tapi juga tidak melupakan korban Tragedi Kanjuruhan," ucapnya.
Ia berharap semua pihak bisa mengambil hikmah dari tragedi ini, pembenahan sepak bola nasional juga harus dilakukan.
"Dan harapannya dengan adanya tragedi sepak bola Indonesia berbenah, semakin berkembang dan maju," katanya.
"Semoga juga dengan kembalinya Arema di sini bisa menaikkan perekonomian mereka yang memiliki usaha dengan sepak bola," pungkasnya.
Usai tragedi yang merenggut nyawa 135 korban itu, Stadion Kanjuruhan yang terletak di Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur direvitalisasi. Seakan bersolek dibalik luka dan dukanya. (CNN Indonesia/Farid)
Hal yang sama juga dirasakan Panji Rafi (15). Terkahir kali ia menonton Arema di Stadion Kanjuruhan ialah saat 1 Oktober 2022 silam.
Saat itu ia bahkan duduk di Tribune 13 yang menjadi lokasi paling banyak berjatuhannya korban. Ingatan itu masih segar di kepalanya.
"Saat tragedi itu saya lihat, di gate 13. Kebayang masih kebayang, tapi saya berusaha melupakan supaya gak terbayang terus," kata Panji.
Panji mengaku berusaha menampik memori kelam itu, demi menonton tim kebanggaannya sejak kecil.
"Senang karena sudah lama enggak main di Kanjuruhan, akhirnya di Kanjuruhan lagi," pungkas Panji.
(frd/nva)