Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat memperoleh informasi intelijen bahwa Israel saat ini sedang mempersiapkan rencana untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
Sejumlah pejabat AS menyampaikan rencana tersebut kepada CNN.
Salah seorang sumber mengatakan rencana Israel menyerang situs nuklir Iran "telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan prospek kesepakatan AS-Iran yang dinegosiasikan [Presiden AS Donald] Trump yang tidak menghapus semua uranium Iran membuat peluang terjadinya serangan menjadi lebih besar," kata sumber tersebut.
Sejak memulai agresi di Jalur Gaza, Palestina, Israel telah berulang kali dikabarkan berencana menyerang situs nuklir Iran. Namun, rencana itu selalu dijegal AS karena berpotensi memperluas konflik di Timur Tengah.
Rencana serangan Israel kali ini pun disebut-sebut tak disetujui oleh Washington. Sebab rencana ini mencuat di saat AS sedang mengejar kesepakatan diplomatik dengan Iran.
Menurut para pejabat AS, serangan semacam itu akan menjadi sebuah pelanggaran terang-terangan terhadap Trump. Hal ini juga akan memperparah konflik yang sudah berjalan dua tahun terakhir.
Para pejabat AS sendiri belum mengetahui apakah Israel sudah membuat keputusan final mengenai rencana serangan ini.
Informasi soal serangan ini sendiri bukan cuma berasal dari obrolan masyarakat dan pernyataan pejabat senior Tel Aviv, melainkan juga dari jaringan komunikasi Israel yang disadap AS serta dari pengamatan Washington terhadap pergerakan militer Negeri Zionis.
Berdasarkan pengamatan tersebut, serangan ini kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat.
Di antara persiapan militer yang diamati AS, terdapat pergerakan amunisi udara dan penyelesaian latihan udara, menurut dua sumber.
Namun, pergerakan ini juga bisa jadi upaya Israel menekan Teheran agar meninggalkan program nuklirnya dengan memberi pesan konsekuensi apabila Iran tidak segera melakukan hal tersebut.
Sejauh ini belum ada komentar dari Dewan Keamanan Nasional dan kantor Perdana Menteri Israel. Kedutaan Besar Israel di Washington juga belum memberikan keterangan.
Negosiasi AS dengan Iran ini mengenai kesepakatan nuklir baru untuk membatasi maupun menghilangkan program nuklir Teheran. Trump sudah blak-blakan mengancam akan melakukan tindakan militer jika upaya pemerintahannya dalam kesepakatan ini gagal.
Trump memberikan tenggat waktu 60 hari sebagai durasi negosiasi kesepakatan nuklir. Saat ini, sudah lebih dari 60 hari sejak Trump memberikan surat kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada pertengahan Maret lalu. Sudah 38 hari pula sejak kedua negara melakukan pembicaraan putaran pertama.
Menurut mantan pejabat intelijen senior kawasan Timur tengah, Jonathan Panikoff, negosiasi AS dan Iran telah menempatkan Israel di situasi sulit. Israel sejak awal tak setuju dengan negosiasi ini.
"Pada akhirnya, pengambilan keputusan Israel akan didasarkan pada penentuan dan tindakan kebijakan AS, dan perjanjian apa yang dicapai atau tidak oleh Presiden Trump dengan Iran," kata Panikoff.
Panikoff sendiri percaya bahwa Netanyahu tidak mungkin berani mengambil risiko untuk merusak hubungan dengan AS dengan melancarkan serangan tanpa persetujuan Washington.
(blq/dna)