Bank Mandiri Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen Sepanjang 2025

1 hour ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen hingga 5,1 persen sepanjang 2025.

Head of Macroeconomic & Financial Market Research Dian Ayu Yustina mengatakan ekonomi Indonesia masih cukup memiliki ketahanan.

"Dengan melihat berbagai perkembangan leading indikator yang sudah kita amati sampai selama periode Oktober-November, kami masih melihat ekonomi Indonesia ini cukup resilient, perkiraannya pertumbuhan ekonomi ini akan berkisar antara 5 persen - 5,1 persen pada tahun ini," ujarnya dalam Macro Economic Outlook 4Q-2025 secara virtual, Rabu (3/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, untuk kuartal IV 2025, Dian memperkirakan ekonomi akan tumbuh 5,08 persen terutama didorong oleh periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Ia mengatakan sejumlah data menunjukkan peningkatan konsumsi.

Salah satunya, data penjualan ritel yang tumbuh 4,3 persen pada Oktober 2025. Angka ini meningkat dibandingkan pertumbuhan 3,7 persen pada bulan sebelumnya.

Kemudian, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang berada di level 121,2 pada Oktober, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 115.

"Kemungkinan menuju akhir tahun baru, ya kita tahu seasonal-nya, biasanya libur tahun baru, perayaan Natal dan Tahun Baru ini akan mendorong tingkat konsumsi lebih cepat. Dan ini kalau kita lihat trendnya selama kuartal keempat, kelihatan memang cukup positif, ada rebound yang cukup signifikan," katanya.

Sementara itu, untuk defisit APBN diperkirakan mencapai 2,5 persen terhadap PDB hingga akhir 2025. Ia mengatakan defisit fiskal dari Januari - Oktober 2025 masih cukup terjaga.

Sementara itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyoroti kondisi perbankan. Ia mengatakan kondisi tahun ini berbanding terbalik dari tahun lalu.

Pada 2024, sambungnya, pertumbuhan kredit itu merupakan salah satu yang tertinggi dalam enam tahun terakhir, sedangkan Dana Pihak Ketiga menjadi salah satu yang terendah.

"Pada tahun ini posisinya DPK-nya tumbuh cukup baik, di low double digit, di kisaran 11 persenan namun pertumbuhan kreditnya relatif tersendat di 7,3 persen. Kalau kita lihat di perkembangan terakhir DPK ini memang dorongan atau dukungan dari pemerintah dan juga kemudian otoritas moneter Bank Indonesia dalam mendorong likuiditas di domestik itu terlihat sangat jelas," terangnya.

[Gambas:Video CNN]

(fby/sfr)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |