Bencana banjir (foto: dok ist)
JAKARTA – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mencatat lebih dari dua ribu peristiwa bencana terjadi di Indonesia hingga Senin (13/10/2025). Bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, masih menjadi yang paling dominan.
“Rekapitulasi kejadian bencana hingga 13 Oktober 2025 sebanyak 2.562 kejadian, tetapi biasanya setelah dilakukan verifikasi dan validasi pada akhir tahun, angkanya bisa mencapai sekitar 5 ribu kejadian. Dominan banjir (1.281 kejadian) karena memasuki musim basah,” kata Abdul dalam Disaster Briefing, Senin (13/10/2025).
Ia merinci, selain banjir, cuaca ekstrem dan kebakaran hutan serta lahan (karhutla) juga mendominasi kejadian bencana tahun ini. Berdasarkan data BNPB, cuaca ekstrem tercatat sebanyak 524 kejadian, karhutla 501 kejadian, tanah longsor 188 kejadian, kekeringan 30 kejadian, serta gelombang pasang dan abrasi pesisir 14 kejadian.
Sepanjang Januari–Oktober 2025, tercatat 30.859 unit rumah rusak akibat bencana, terdiri atas 4.490 rusak berat, 6.971 rusak sedang, dan 19.398 rusak ringan.
Selain itu, 585 unit fasilitas publik turut terdampak, yang didominasi oleh satuan pendidikan (333 unit), rumah ibadah (209 unit), dan fasilitas pelayanan kesehatan (43 unit).
Adapun dampak korban jiwa tercatat 358 orang meninggal dunia, 37 orang hilang, 596 orang luka-luka, dan 4.973.556 orang mengungsi.
(Awaludin)