Bos BI Yakin Investor Asing Balik Lagi ke RI Usai Nego Tarif dengan AS

4 hours ago 2

CNN Indonesia

Jumat, 25 Apr 2025 20:23 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini investor asing akan kembali lagi ke tanah air usai proses negosiasi tarif resiprokal dengan AS. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini investor asing akan kembali lagi ke tanah air usai proses negosiasi tarif resiprokal dengan AS. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S).

Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini investor asing akan kembali lagi ke tanah air usai proses negosiasi tarif resiprokal dengan Amerika Serikat (AS).

Ia melihat kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump melahirkan risk appetite yang sangat tinggi. Oleh karena itu, banyak investor kabur untuk mengamankan asetnya ke tempat yang lebih aman.

"Ini yang terjadi dampak serta-merta dari tingginya risk appetite dari para investor global dan ini yang kemudian menyebabkan aliran modal keluar dari emerging market, termasuk Indonesia ke luar negeri," beber Perry dalam Konferensi Pers KSSK secara virtual, Kamis (24/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perry mengatakan investor mulai mengalihkan aset keuangannya ke negara-negara yang dianggap aman, seperti Eropa dan Jepang. Sedangkan instrumen yang dipilih meliputi obligasi sampai emas.

Meski begitu, BI punya keyakinan aliran modal asing itu bakal kembali pulang ke Indonesia. Perry menyebut ini sejalan dengan proses negosiasi tarif yang tengah ditempuh pemerintah.

"Kami meyakini tentu saja dengan semakin nanti negosiasi tarifnya maupun kejelasan-kejelasan dari kebijakan tarif dan juga dampaknya terhadap ekonomi, baik Amerika, China, maupun negara-negara lain, risk appetite akan menurun," jelasnya.

"Sehingga investor global juga akan kembali ke Indonesia dengan imbal hasil yang menarik di Indonesia dan juga prospek ekonomi Indonesia yang cukup baik," ucap Perry optimistis.

Indonesia menjadi salah satu korban penetapan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025. Besaran yang dibebankan adalah 32 persen.

Realisasi tarif impor tinggi itu seharusnya berlaku mulai 9 April 2025. Namun, Trump memutuskan menundanya di hari tersebut sampai 90 hari ke depan alias selama 3 bulan penuh.

Penundaan ini menjadi momen untuk melangsungkan negosiasi antara negara-negara korban tarif resiprokal dengan Pemerintah AS.

Indonesia juga menempuh jalur diskusi dan negosiasi, bukan retaliasi atau perlawanan.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |