Bukan Perang Harga, Chery Indonesia Sebut yang Terjadi Perang Inovasi

1 hour ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Salah satu perwakilan merek China di dalam negeri, Chery, menyebut situasi persaingan meluncurkan model baru dengan harga jauh lebih murah ketimbang pasar bukan perang harga. Harga murah disebut adalah hasil upaya yang sudah dilakukan sebelumnya dalam hal riset dan efisiensi.

"Kalau Chery ya, ini bukan perang harga, tapi perang teknologi inovasi," kata Head of Brand Chery Sales Indonesia Rifki Setiawan, di sela Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025, Kamis (27/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teknologi dan inovasi, sebut Rifki, bisa menghasilkan harga jual yang kompetitif. Inovasi yang dia maksud bukan cuma soal produk, tetapi juga proses produksi yang dihasilkan dari investasi besar pada sektor riset dan pengembangan (R&D).

"Bujet R&D (Chery) itu sangat besar. Dari R&D itu kita bisa me-reduce bujet produksi dan lain-lain," jelas dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rifki mencontohkan hasil R&D berupa platform T1X dan T2X yang digunakan pada Tiggo 8 dan Tiggo 9. Platform ini bisa dipakai untuk berbagai jenis sistem gerak, dari Internal Combustion Engine (ICE), hybrid dan listrik.

"Kenapa bisa satu platform dipakai beberapa powertrain? Karena itu sudah dipikirkan dengan matang. Kalau dipakai plug-in jalur kabelnya ke mana, ininya di mana, pasang. Kalau dipakai ke ICE itu gimana kabelnya, itu sudah di-research dan dibuat sedemikian hebatnya," tutur Rifki.

Hal itu dikatakan sebagai salah satu strategi inovasi untuk mengurangi biaya produksi.

"Jadi sebetulnya bukan perang harga, ya bagaimana masing-masing pabrikan bisa berinovasi sehingga bisa memberikan harga yang lebih affordable kepada masyarakat," kata dia.

Saat ini Chery menjual banyak model, termasuk ICE, hybrid dan EV, yaitu C5, Omoda 5 GT, Tiggo Cross, Tiggo Cross CSH, Tiggo 8, Tiggo 8 CSH, Tiggo 9 CSH, J6 dan E5.

Menurut Rifki, harga jual mobil Chery yang ditawarkan di Indonesia tidak 'murah banget'. Dia bilang masih seimbang antara harga dan fitur-fitur yang ditawarkan.

Walau begitu dia menyampaikan Chery punya salah satu tujuan membuat teknologi yang tadinya hanya dinikmati kalangan tertentu bisa dibawa ke konsumen lebih luas.

"kalau lebih affordable, kenapa harus (mahal)?" tutur Rifki.

Harga jual produk menjadi salah satu faktor yang bikin penjualan merek mobil China naik pada tahun ini. Selama 10 bulan penjualan retail Chery naik nyaris 150 persen menjadi 16.600 unit dibanding periode sama 2024.

Merek China lain yang tumbuh positif adalah BYD melonjak 252 persen menjadi 31.000 unit, Aion naik 1.000 persen menjadi 5.000 unit dan GWM meningkat 97 persen menjadi 1.000 unit.

Sedangkan merek Jepang kompak mengalami penurunan, Toyota -13,6 persen (209.300 unit), Daihatsu -21,3 persen (112.500 unit), Honda -29,7 persen (58.700 unit), Mitsubishi -9,3 persen (55.400 unit) dan Suzuki -10,5 persen (50.300 unit).

(fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |