Cara RI Kembangkan Ekonomi Desa Lewat Limbah Produktif

6 hours ago 3

Cara RI Kembangkan Ekonomi Desa Lewat Limbah Produktif

Cara RI Kembangkan Ekonomi Desa Lewat Limbah Produktif (Foto: Okezone)

JAKARTA - Pengembangan ekonomi desa melalui pengelolaan limbah produktif. Menurut Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto, saat ini masih banyak desa di Indonesia yang butuh pendampingan korporasi untuk tumbuh dan berkembang.

Bahkan lebih dari 10.000 desa tertinggal dan sangat tertinggal belum menikmati aliran listrik, sarana pendidikan yang memadai, hingga sumber air bersih dan sebagainya.
 
Yandri mengajak BUMN maupun swasta untuk terus berkolaborasi mengentaskan persoalan besar tersebut, mengingat desa memegang peran penting dalam pembangunan nasional.

Dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, telah dinyatakan jika membangun dari desa dan dari bawah merupakan langkah untuk pemerataan ekonomi sekaligus pengentasan kemiskinan.
 
"Untuk itu kami mengajak semua pihak, baik BUMN maupun swasta, untuk terus berlomba menggeser air mata kemiskinan menjadi kebahagiaan. Semoga dengan penghargaan ini, kita akan semakin semangat dan termotivasi untuk secara bersama membangun Indonesia dari desa ” kata Yandri dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (19/10/2025).

Sementara itu, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mendorong pembangunan desa melalui pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan, Pupuk Kaltim memperkuat kapasitas ekonomi masyarakat pedesaan, melalui pengelolaan potensi lokal yang berkelanjutan pada program Pertanian Kompos Terpadu untuk Babadan Inovatif dan Sejahtera (PKT BISA) yang berjalan sejak 2022 di Dusun Babadan, Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan Jawa Timur.
 
Direktur Manajemen Risiko Pupuk Kaltim Teguh Ismartono mengungkapkan program ini merupakan inisiatif perusahaan dalam mendorong ekonomi sirkular di wilayah pedesaan, melalui integrasi pengembangan potensi lokal secara optimal. Mulai bidang pertanian, peternakan, perikanan, pengolahan kompos, UMKM hingga koperasi dalam satu sistem yang saling mendukung berbasis zero waste.
 
Sistem ini memungkinkan seluruh hasil produksi dan limbah dari satu kegiatan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kegiatan lain. Misal, limbah organik dari sektor pertanian diolah menjadi kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah, sementara hasil samping dari peternakan seperti kotoran ternak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pupuk organik yang digunakan kembali untuk tanaman.
 
"Begitu pula hasil perikanan dan sektor UMKM diintegrasikan dalam rantai nilai untuk menciptakan siklus ekonomi lokal yang efisien, berkelanjutan dan ramah lingkungan," ujar Teguh.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |