Deret Daerah Jabodetabek Berstatus 'Tidak Sehat' Imbas Polusi Memburuk

20 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengungkap sejumlah daerah di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) berstatus 'Tidak Sehat' imbas polusi udara yang memburuk.

Hal tersebut berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara ambien di wilayah Jabodetabek pada periode 1 April hingga 12 Juni 2025. Setidaknya, ada 15 daerah yang berstatus tidak sehat di wilayah tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Data menunjukkan kecenderungan terjadinya nilai Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) berada pada kategor 'Tidak Sehat' di beberapa wilayah Jabodetabek," demikian kata KLH dalam pernyataan resminya, Jumat (13/6).

Daerah yang berstatus tidak sehat itu yakni:

1. Kayuringin, Bekasi (terjadi sebanyak 19 hari)
2. Sukamahi, Bekasi (terjadi sebanyak 12 hari)
3. Bantar Gebang, Bekasi (terjadi sebanyak 20 hari)
4. Kelapa Gading, Jakarta Utara (terjadi sebanyak 7 hari)
5. Marunda, Jakarta Utara (terjadi sebanyak 33 hari)
6. Lubang Buaya, Jakarta Timur (terjadi sebanyak 11 hari)
7. Bundaran HI, Jakarta Pusat (terjadi sebanyak 6 hari)
8. Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat (terjadi sebanyak 4 hari)
9. Kebon Jeruk, Jakarta Barat (terjadi sebanyak 9 hari)
10. Jagakarsa, Jakarta Selatan (terjadi sebanyak 10 hari)
11. Curug, Tangerang (terjadi sebanyak 17 hari)
12. Serpong, Tangerang Selatan (terjadi sebanyak 6 hari)
13. Pancoran Mas, Depok (terjadi sebanyak 20 hari)
14. Bogor Tegar Beriman (terjadi sebanyak 12 hari)
15. Tanah Sereal, Bogor (terjadi sebanyak 13 hari)

KLH menegaskan data ISPU menjadi penting lantaran bisa menjadi peringatan dini. Masyarakat dan pemerintah daerah melalui data ISPU, seharusnya dapat mengambil respons yang tepat saat terjadi kondisi 'Tidak Sehat'.

"Kami akan melakukan penanganan mulai dari pencegahan hingga penegakkan hukum. Menteri LH juga sudah mengirimkan surat ke berbagai pihak untuk berkolaborasi, salah satunya dengan uji emisi berkala nantinya," kata Sestama KLH/BPLH Rosa Vivien Ratnawati.

KLH juga membongkar sumber polusi udara yang membuat kualitas udara di Jabodetabek memburuk.

Pertama, gas buang emisi kendaraan bermotor yang menyumbang 32-41 persen polusi pada musim hujan dan 42-57 persen pada musim kemarau.

Kedua, emisi industri di sejumlah wilayah Jabodetabek, terutama yang berbahan bakar batu bara sebesar 14 persen.

Ketiga, pembakaran sampah dan pembersihan lahan pertanian sebesar 11 persen pada musim hujan dan 9 persen pada musim kemarau.

Keempat, debu-debu hasil konstruksi pembangunan sebesar 13 persen.

Kelima, aerosol sekunder, yakni 6-16 persen pada musim hujan dan 1-7 persen pada musim kemarau.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |