Diplomasi Berkelanjutan: Tanggung Jawab Global di Masa Depan yang Tak Pasti

5 hours ago 4

JAKARTA - Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, empati, dialog, dan kerja sama global menjadi kunci menjaga harmoni antarbangsa. Semangat inilah yang diusung oleh Sekolah HighScope Indonesia – T.B. Simatupang dalam penyelenggaraan HighScope Model United Nations (HSMUN) 2025 bertema “Diplomasi Berkelanjutan: Tanggung Jawab Global di Masa Depan yang Tak Pasti.”

Acara tahunan ini mempertemukan 204 delegasi dari 39 sekolah di seluruh Indonesia untuk berperan sebagai pemimpin dunia dan membahas isu-isu global melalui simulasi forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Konferensi ke-17 ini berlangsung pada 22–23 Oktober 2025, diawali dengan technical meeting pada 15 Oktober yang menghadirkan pembicara dari Indonesian Youth Diplomacy, Alvin Adityo.

Sekretaris Jenderal HSMUN 2025, Abimanyu Satyo Hutomo, menekankan pentingnya kesadaran generasi muda terhadap tanggung jawab global. Kita adalah calon pemimpin dunia masa depan, dan karena itu tanggung jawab memperbaiki dunia berada di pundak kita semua,” ujarnya.

Acara turut dihadiri oleh Aloysius Selwas Taborat, Penasihat Hukum dan Koordinator Bidang Politik Hukum Internasional Kementerian Luar Negeri RI, yang menyoroti pentingnya empati dalam praktik diplomasi.Empati bukan sekadar memahami, tapi juga usaha untuk benar-benar mengerti dan berbagi,” tuturnya.

Tahun ini, HSMUN menghadirkan delapan dewan komite, antara lain ASEAN, ILO, UN Women, WHO, UNSC, dan Historical Crisis Committee, yang membahas beragam isu mulai dari ekowisata hingga pekerja anak, kesetaraan gender, serta kesehatan di zona perang. Setiap delegasi berperan aktif dalam menyusun dan mempertahankan resolusi negara masing-masing.

Menegaskan komitmen terhadap keberlanjutan, HSMUN 2025 juga menerapkan program Zero-Waste, mendorong seluruh peserta untuk mengurangi limbah dan berpikir lebih ramah lingkungan.

Kepala Sekolah HighScope T.B. Simatupang, Eva Tantri Mahastri, menyampaikan bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Hal sederhana seperti menolak plastik sekali pakai adalah bentuk nyata tanggung jawab sebagai warga dunia,” katanya.

Lebih dari sekadar konferensi, HSMUN menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengasah kemampuan diplomasi, kepemimpinan, dan empati global. Melalui kegiatan ini, para siswa belajar bahwa menjadi warga dunia berarti siap berkontribusi bagi masa depan yang lebih damai, inklusif, dan berkelanjutan.

(Arif Julianto/okezone)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Follow

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |