Ekonomi Digital RI Diproyeksi Tembus Rp5.993 T 2030, Terbesar di ASEAN

4 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai mencapai US$220 miliar-US$360 miliar atau sekitar Rp5.993,67 triliun (asumsi kurs Rp16.649 per dolar AS) pada 2030.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hasan Fawzi mengatakan angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai powerhouse ekonomi digital di kawasan ASEAN dengan kontribusi sekitar 40 persen terhadap total nilai ekonomi digital regional.

"Kalau kita lihat memang secara global kita mengkonfirmasi dunia yang terus bergerak dalam percepatan ekonomi digital. Kalau mengacu pada laporan dari Data Center Authority (IDCA) menunjukkan bahwa ekonomi digital telah berkontribusi bahkan lebih dari 15 persen terhadap PDB global di tahun lalu 2024," ujar Hasan dalam Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia & Indonesia Fintech Summit & Expo 2025 (FEKDI x IFSE) di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan Indonesia kini menjadi kekuatan utama di kawasan digital ASEAN. Berdasarkan data dari Prasasti Center for Policy Studies per Agustus 2025, Indonesia menyumbang sekitar 40 persen dari nilai ekonomi digital ASEAN, sementara 60 persen lainnya berasal dari negara-negara tetangga.

Potensi ini akan terus meningkat seiring dengan implementasi ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang menargetkan nilai ekonomi digital kawasan mencapai US$2 triliun atau setara Rp33.298,19 triliun pada 2030.

"Dan tidak kalah, Indonesia kini tercatat menjadi powerhouse digital ASEAN. Kita menyumbang sekitar 40 persen dari nilai ekonomi digital di kawasan dan diproyeksikan akan terus meningkat mencapai angka antara US$220-360 miliar pada tahun 2030 yang akan datang," jelas Hasan.

"Tentu penyelenggaraan FEKDI x IFSE ini akan terus menjadi warna menunjukkan komitmen Indonesia dalam ASEAN Digital Economy Framework Agreement untuk dapat bersama membangun ekonomi digital ASEAN yang bahkan angkanya di tahun 2030 diproyeksikan akan berada di angka US$2 triliun," sambungnya.

Ia juga menambahkan percepatan transformasi ekonomi dan keuangan digital tidak dapat berjalan sendiri tanpa sinergi antara otoritas dan pelaku industri. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam menjaga pertumbuhan digital yang berkelanjutan dan inklusif.

"Dan tentu mengacu pada sambutan dan semangat yang sama, baik dari Ketua OJK Pak Mahendra Siregar maupun dari pimpinan Bank Indonesia (BI) Pak Gubernur Perry Warjiyo pada saat pembukaan acara, kita sama-sama mencatat pernyataan beliau bahwa percepatan transformasi ekonomi dan keuangan digital sangat memerlukan kolaborasi erat di antara kementerian, lembaga, dan juga pelaku industri," ujarnya.

Hasan menilai kerja sama antara otoritas dan pelaku usaha yang muncul dari forum-forum seperti FEKDI x IFSE 2025 mencerminkan bahwa transformasi digital kini telah menjadi bagian dari agenda strategis bangsa.

Langkah ini, kata dia, akan memperkuat kemandirian ekonomi nasional di tengah persaingan global yang semakin berbasis teknologi.

"Tentu kolaborasi lintas otoritas dan lintas industri yang muncul dari forum-forum seperti ini menunjukkan bahwa transformasi ekonomi dan keuangan digital merupakan bagian dari agenda strategis bangsa untuk dapat menciptakan kemandirian ekonomi," tutur Hasan lebih lanjut.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |