Film Beruang Makan Orang Ditunda Imbas Banyak Kasus di Dunia Nyata

8 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Maraknya serangan beruang yang mematikan baru-baru ini di Jepang membuat perilisan film bertema serupa yang bertajuk Higuma! (Brown Bear) ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

AFP pada Sabtu (25/10) memberitakan beruang telah menewaskan sedikitnya sembilan orang di Jepang sepanjang tahun ini. Tujuh di antaranya bahkan terjadi pada April 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka itu menjadi rekor tertinggi yang tidak pernah diinginkan Jepang tahun ini. Pemerintah bahkan menyebutnya sebagai "masalah misterius."

Situasi itu membuat produser Higuma pada Jumat (24/10) memutuskan tunda tayang film itu. Higuma menceritakan seorang mahasiswa yang putus asa melamar pekerjaan paruh waktu.

Pekerjaan tersebut mencurigakan karena membawanya jauh ke dalam hutan. Di sana, ia melihat seekor beruang pemakan manusia yang rakus.

[Gambas:Video CNN]

Produser mengungkapkan film tersebut menampilkan adegan beruang menyerang dan memakan manusia. Sehingga, film yang awalnya dijadwalkan tayang di bioskop pada awal November 2025 akhirnya ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

Langkah itu diambil karena mereka turut "menanggapi dengan serius fakta bahwa telah terjadi serangkaian serangan di dunia nyata" di negara tersebut.

Para produser mengatakan penggambaran mengerikan tentang serangan beruang dalam film itu bukan kekerasan yang tidak perlu, melainkan bentuk ekspresi artistik "yang melekat pada film thriller monster."

"Kami akan mempertimbangkan situasi kehidupan nyata, dan memastikan untuk menciptakan lingkungan pemutaran di mana penonton dapat merasa aman dan sepenuhnya terhanyut," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Jumlah serangan beruang di Jepang saat ini tidak termasuk dugaan insiden yang melibatkan pria berusia 60 tahun, seorang karyawan pemandian air panas di Prefektur Iwate, yang hilang pada 16 Oktober.

NBC memberitakan pria itu hilang saat membersihkan pemandian di luar. Petugas kemudian menemukan darah manusia dan bulu beruang yang diduga terdapat di lokasi kejadian.

Di luar kasus mematikan, sedikitnya 100 orang mengalami cedera akibat serangan beruang sejak April 2025. Angka itu meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya, yang diperkirakan mencapai 80 orang.

(chri)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |