Jakarta, CNN Indonesia --
Google Indonesia merespons wacana sertifikasi pemengaruh atau influencer yang sedang dikaji pemerintah. Menurut Google ini artinya influencer maupun kreator konten mulai dianggap sebagai profesi yang serius.
Veronica Utami, Country Director Google Indonesia, mengatakan hal tersebut menunjukkan profesi kreator konten semakin dianggap serius. Beberapa tahun lalu tidak pernah terbayangkan bahwa konten kreator bisa diperlakukan layaknya profesi profesional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir, wacana itu merupakan hal yang baik. Artinya, kreator konten dianggap sebagai suatu profesi yang serius," kata Veronica di acara YouTube Festival yang digelar di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (5/11).
"Mungkin enggak kebayang ya, 15, 13 tahun yang lalu bahwa profesi konten kreator akan ada sertifikasinya sama kayak sertifikasi financial planner gitu kan. Luar biasa loh bisa sampai ke tahap ini," lanjut dia.
Google maupun YouTube pada prinsipnya menghargai setiap upaya peningkatan kualitas kreator. Namun, mereka menilai wacana ini perlu diskusi lanjutan agar kebijakan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan ekosistem kreator dan platform yang beragam.
Menurut Veronica hal ini juga akan mendorong peningkatan kapasitas atau upskilling bagi kreator, dan memberikan dampak positif bagi dunia kreatif.
Dari sisi platform, Youtube menjelaskan bahwa mereka secara proaktif telah memiliki standarisasi melalui YouTube Partner Program (YPP).YouTube juga menerapkan dan memperbarui community guidelines secara berkala.
Program ini memiliki persyaratan tertentu sebelum seorang konten kreator bisa memonetisasi kontenya dan menggunakan fitur-fitur lanjutan, seperti chanel membership atau YouTube Shoping.
"Kita sendiri pun secara proaktif sudah membuat standarisasi tuh. Tadi Mbak Vero sudah bilang harus ada standarisasi. Di mana kalau untuk jadi kreator pun yang akan di-verified ada namanya YouTube Partner Program, eh YPP," jelas Feliciana Wienathan, Communication Manager Google.
Salah satu kreator Dewi Vanow yang sekarang sudah memiliki 5,9 M subscribers, memberikan pengalamannya tentang bagaimana perubahan besar yang dia dapatkan dalam perjalanan kariernya di platform YouTube.
Awalya Dewi bergabung ke YouTube hanya untuk menyalurkan hobinya, yang gemar dengan mainan anak-anak dengan membuat konten ringan.
"Kelihatannya mungkin dianggap sebelah mata, tapi waktu itu saya tetap percaya diri bahwa ini adalah keunikan saya yang mau saya sharing-kan. Mungkin di luar sana banyak orang dewasa yang malu, ya, untuk mengeluarkan sisi kanak-kanaknya, seperti itu. Nah, saya mulai sharing di YouTube short itu," ungkap dewi.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) sedang mengkaji kebijakan baru pemerintah China yang mewajibkan para pemengaruh atau influencer memiliki sertifikasi untuk bisa membuat konten terkait topik tertentu.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemkomdigi Bonifasius Wahyu Pudjianto mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan diskusi dan analisis internal terkait aturan tersebut.
"Informasi ini masih baru, kami masih kaji dulu memang. Kami ada grup WA (WhatsApp), kami lagi bahas 'Gimana ini isu ini? Ada negara udah mengeluarkan kebijakan baru nih', ini masih kita kaji," ujar Bonifasius di Kantor Kemkomdigi, Jakarta Pusat pada Kamis (30/10), melansir Antara.
(wpj/wpj)

3 hours ago
2

















































