CNN Indonesia
Kamis, 06 Nov 2025 11:19 WIB
Jonan mengaku pertemuannya dengan Presiden Prabowo di tengah polemik utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung beberapa waktu lalu diisiasi Seskab Teddy. (Foto: CNN Indonesia/Muhammad Naufal)
Jakarta, CNN Indonesia --
Mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengaku pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara di tengah polemik utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh beberapa waktu lalu diisiasi Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya.
Melalui unggahan instagramnya, Rabu (5/11) malam, Jonan menyebutkan bertemu dengan Probowo membahas berbagai program yang dijalankan pemerintahan saat ini hingga hubungan baik dengan negara lain.
"Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih dua jam tersebut diinisiasi oleh Sekretaris Kabinet Bapak Teddy Indra Wijaya @tedsky89 dan diwarnai dengan diskusi hangat mengenai diplomasi dan kerjasama luar negeri, berbagai program pemerintah, khususnya yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat serta partisipasi BUMN dalam membangun bangsa dan negara," ujar Jonan dalam unggahan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jonan juga menyampaikan terima kasih kepada Teddy yang telah mengatur pertemuan dengan Prabowo.
"Terima kasih atas perkenan Bapak Sekretaris Kabinet @tedsky89 yang mengundang saya dalam diskusi bersama Bapak Presiden @prabowo," katanya.
Jonan adalah pihak yang mengegolkan proyek Whoosh saat menjabat menhub pada 2014-2016. Meski cukup alot, ia meminta salah satu syarat kepada penggarap proyek adalah masalah standar keselamatan penumpang.
Ia tidak peduli dengan nilai investasi kereta cepat yang ditawarkan China dan Jepang karena selisih harga yang ditawarkan kedua kompetitor asing tersebut tidak mencerminkan tingkat jaminan keselamatan calon penumpang.
Jepang mengajukan penawaran nilai proyek sebesar US$6,2 miliar dan telah melakukan studi kelaikan sejak 2014. Jepang juga berjanji akan menciptakan kereta berkecepatan 320 km per jam dalam waktu lima tahun (2016-2021).
Sementara China, tiba-tiba memberikan penawaran dengan nilai proyek sebesar US$5,5 miliar pada 2015. Dengan harga yang ditawarkan lebih murah dari Jepang, China menjanjikan kereta berkecepatan 350 km per jam dalam jangka waktu hanya dua tahun (2016-2018).
Usai China keluar sebagai pemenang tender dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terbentuk, Jonan mewajibkan 9 syarat perjanjian penyelenggaraan prasarana (konsesi) proyek kereta cepat agar proyek bisa jalan.
Salah satunya pembiayaan proyek tidak boleh memakai dana APBN. Sebanyak 75 persen pendanaan proyek ini berasal dari dana pinjaman China Development Bank (CDB). Sisa 25 persen lainnya dari ekuitas/dana sendiri pihak konsorsium.
(ldy/pta)

4 hours ago
3

















































