Harga Minyak Menguat Tipis Usai Ukraina Lagi-lagi Serang Minyak Rusia

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah bergerak sedikit lebih tinggi pada perdagangan Kamis (4/12) didorong serangan Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia, yang memicu kekhawatiran gangguan pasokan.

Apalagi, kebuntuan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina menurunkan ekspektasi pasar bahwa aliran minyak Moskow akan segera kembali ke pasar global.

Namun, lemahnya fundamental pasar berhasil mengerem kenaikan harga minyak.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent naik 14 sen atau 0,22 persen menjadi US$62,81 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 16 sen atau 0,27 persen ke US$59,11 per barel.

Sumber intelijen militer Ukraina menyampaikan pihaknya menyerang jaringan pipa minyak Druzhba di wilayah Tambov, Rusia tengah, pada Rabu (3/12). Ini merupakan serangan kelima terhadap pipa yang menyalurkan minyak Rusia ke Hungaria dan Slovakia.

Meski demikian, operator pipa dan perusahaan migas Hungaria menyatakan aliran minyak tetap berjalan normal.

Sentimen pasar juga terdongkrak oleh persepsi bahwa rencana perdamaian Rusia-Ukraina menemui jalan buntu. Perwakilan Presiden AS Donald Trump keluar dari pertemuan dengan Kremlin tanpa kemajuan berarti dalam upaya mengakhiri perang. Trump mengaku belum dapat memastikan langkah selanjutnya.

Sebelumnya, harapan pencabutan sanksi Rusia dan kembalinya minyak Moskow ke pasar global sempat menekan harga, karena pedagang memperkirakan tambahan pasokan dapat memperparah kelebihan suplai yang sudah terjadi.

"Meski ada kenaikan, kekhawatiran terhadap banjir pasokan dan lemahnya permintaan masih membebani harga minyak," kata analis IG Tony Sycamore dalam catatan riset.

Fitch Ratings pada Kamis juga menurunkan asumsi harga minyak untuk periode 2025-2027, mencerminkan ekspektasi kelebihan pasokan dan pertumbuhan produksi yang diperkirakan melampaui permintaan.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/pta)