Harga Minyak Tertekan Tegang Dagang AS-China

4 hours ago 2

CNN Indonesia

Selasa, 21 Okt 2025 11:45 WIB

Harga minyak mentah dunia turun pada perdagangan Selasa (22/10), tertekan oleh kekhawatiran pasar atas kelebihan pasokan global dan ketegangan dagang AS-China. Harga minyak mentah dunia turun pada perdagangan Selasa (22/10), tertekan oleh kekhawatiran pasar atas kelebihan pasokan global dan ketegangan dagang AS-China. (Tangkapan layar twitter @@PIF_en).

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah dunia turun pada perdagangan Selasa (22/10), tertekan oleh kekhawatiran pasar atas kelebihan pasokan global dan risiko pelemahan permintaan di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 14 sen atau 0,2 persen menjadi US$60,87 per barel. Sementara kontrak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November yang akan berakhir pada Selasa, turun 0,1 persen ke posisi US$57,45 per barel.

Kontrak WTI Desember yang lebih aktif juga melemah 13 sen atau 0,2 persen menjadi US$56,89 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penurunan harga terjadi meski Presiden AS Donald Trump menyatakan optimismenya terkait peluang tercapainya kesepakatan dagang dengan Presiden China Xi Jinping.

"Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan dagang yang sangat kuat. Keduanya akan sama-sama puas," kata Trump, Senin (21/10).

Namun, analis pasar menilai sentimen negatif masih dominan. Firma konsultasi Ritterbusch and Associates menyebut, tren jangka pendek untuk perdagangan minyak masih bersifat bearish, dengan kecenderungan investor menjual saat harga naik.

"Kendati demikian, ketidakpastian geopolitik yang masih tinggi bisa sewaktu-waktu menahan tekanan negatif di pasar," tulis lembaga itu dalam catatannya.

Sementara itu, data awal jajak pendapat Reuters menunjukkan persediaan minyak mentah AS kemungkinan meningkat pekan lalu, menjelang rilis resmi dari American Petroleum Institute (API) dan Energy Information Administration (EIA).

Di sisi lain, pasokan minyak dari Rusia juga menghadapi gangguan. Kilang Novokuibyshevsk milik Rosneft di wilayah Volga menghentikan proses pengolahan utama pada Minggu (20/10) setelah serangan drone. Serangan terpisah di pabrik gas Orenburg memaksa Kazakhstan memangkas produksi di ladang minyak dan gas Karachaganak hingga 30 persen.

Ketidakpastian pasokan Rusia semakin meningkat setelah Trump memperingatkan India bisa menghadapi tarif besar-besaran jika tidak menghentikan pembelian minyak dari Moskow. India kini menjadi pembeli utama minyak Rusia dengan harga diskon pasca sanksi Barat terhadap negara tersebut.

Sebelumnya, lembaga energi internasional (IEA) juga memperkirakan pasar minyak global berpotensi mengalami surplus hingga 4 juta barel per hari pada 2026. Kelebihan pasokan ini dipicu oleh peningkatan produksi dari negara-negara OPEC+ dan produsen non-OPEC, sementara permintaan global diprediksi tumbuh lambat.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/agt)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |