Indonesia Negara Paling Malas Jalan Kaki di Dunia, Padahal Masuk Pilar Body Investment (Foto: Freepik)
JAKARTA - Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Stanford menyatakan Indonesia sebagai negara dengan populasi yang paling malas jalan kaki di dunia. Temuan tersebut diterbitkan dalam jurnal Nature, menggunakan data yang dikumpulkan dari 717.000 orang di 111 negara.
Orang Indonesia rata-rata berjalan hanya 3.513 langkah per hari, secara signifikan lebih rendah dari penduduk Hong Kong yang menduduki puncak daftar global dengan 6.880 langkah setiap hari. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kebiasaan berjalan global dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik terkait erat dengan risiko obesitas dan kondisi kesehatan lainnya. Sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk setidaknya 150 menit olahraga per minggu, banyak orang, termasuk masyarakat Indonesia, gagal memenuhi standar ini.
Untuk itu, demi menjaga kesehatan tubuh, ada empat pilar kesehatan yang perlu diperhatikan sebagai bentuk investasi tubuh (body investment), di antaranya:
Nutrisi
Nutrisi adalah landasan kesehatan. Pola makan menyediakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh Anda untuk berfungsi, mempertahankan energi, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Baik untuk mengonsumsi berbagai buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan lemak sehat dalam makanan Anda untuk memberi tubuh bahan bakar yang dibutuhkannya. Apa yang Anda makan secara langsung berdampak tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kejernihan mental dan kesejahteraan emosional Anda.
Olahraga
Aktivitas fisik yang teratur sangat penting untuk mempertahankan gaya hidup sehat. Sesederhana berjalan kaki, olahraga ini membantu mengelola berat badan, mendukung kesehatan kardiovaskular, mengangkat suasana hati, serta meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas.
Selain jalan kaki, Anda bisa memilih yoga, latihan kekuatan, atau zumba. Intinya, lakukan apa yang Anda sukai karena ketika Anda menikmati aktivitasnya, olahraga menjadi kesenangan, bukan sekadar tugas.
