Jakarta, CNN Indonesia --
Momentum Hari Ibu pada 22 Desember menjadi pengingat tentang peran ibu di banyak sisi kehidupan keluarga, termasuk dalam upaya menjaga keberlangsungan hidup di tengah berbagai keterbatasan.
Di balik aktivitas usaha sederhana yang dijalani setiap hari, banyak ibu-ibu prasejahtera memikul peran besar menjaga keberlangsungan keluarga. Keterbatasan modal, rendahnya literasi keuangan, hingga akses pasar yang sempit kerap menjadi tantangan.
Namun, di tengah kondisi tersebut, sebagian ibu memilih bertahan dan terus belajar agar usaha sederhananya tetap berjalan. Kelompok ini yang menjadi bagian dari program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang dijalankan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Program ini menyasar pengusaha ultra mikro yang mayoritas perempuan melalui pembiayaan tanpa agunan yang disertai pendampingan usaha secara rutin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Perusahaan PNM, Dodot Patria Ary, menyampaikan bahwa pemberdayaan yang dijalankan PNM bertujuan membantu ibu-ibu prasejahtera untuk bertumbuh.
"Kami hadir untuk melayani dan mendampingi ibu-ibu dalam menjalani usahanya. Pendampingan ini kami bangun agar para ibu tidak berjalan sendiri, punya ruang untuk belajar, dan percaya diri dalam mengambil keputusan usaha," ujar Dodot.
Pendekatan yang digunakan PNM tidak berhenti pada pemberian modal. Dalam praktiknya, para ibu nasabah Mekaar didampingi untuk memahami pengelolaan keuangan sederhana, serta mengenali kebutuhan pasar yang terus berubah. Proses ini berlangsung perlahan, menyatu dengan keseharian sebagai pengusaha sekaligus pengelola keuangan keluarga.
Hasil pemberdayaan ini diakui lewat riset holding ultra mikro terhadap literasi keuangan oleh BRI Research Institute pada 2023, yang menunjukkan peningkatan ketahanan keuangan pada mayoritas nasabah Mekaar.
Jika sebelumnya daya tahan finansial hanya berkisar satu hingga dua minggu, kini banyak di antara mereka yang mampu bertahan hingga satu sampai dua bulan. Perubahan ini lahir dari kebiasaan baru dalam mengatur pendapatan, memprioritaskan kebutuhan, dan menyisihkan dana secara lebih terencana.
Upaya penguatan tersebut juga didukung melalui Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU). Melalui pelatihan literasi keuangan, literasi usaha dan literasi digital, para ibu diperkenalkan pada pencatatan usaha sederhana, penyesuaian produk dengan tren pasar, hingga pemanfaatan kanal digital sebagai sarana pemasaran.
Bagi sebagian nasabah, proses ini menjadi pengalaman pertama dalam memahami usaha secara lebih terstruktur.
Dalam semangat Hari Ibu, pendekatan ini menjadi wujud apresiasi atas setiap langkah yang dijalani para ibu yang telah memberi arti besar bagi keluarga. Melalui pendampingan PNM yang berkelanjutan, para ibu diberi ruang untuk tumbuh, percaya diri, dan melangkah lebih kuat dalam peran yang dijalani setiap hari.
(rea/rir)

4 hours ago
2

















































