
Rais Aam PBNU, Kiai Miftachul Ahyar
JAKARTA — Pondok Pesantren Tebuireng, mengundang unsur Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk bersilaturahmi di Ndalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada Sabtu, 6 Desember 2025.
Undangan diteken oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, Kiai Abdul Hakim Mahfudz, dan Kiai Umar Wahid yang bertindak sebagai sohibul hajat.
Nama-nama di tengah pusaran konflik semuanya diundang. Kiai Miftachul Akhyar, Gus Yahya, dan Gus Ipul juga diundang. Undangan ini dibagi dua. Undangan pertama tertulis ‘Silaturrahim Mustasyar dengan Rais Aam PBNU’.
Namun, Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Akhyar dikabarkan memilih tidak hadir dalam forum Silaturahim Mustasyar dengan Rais Aam.
"Saya meminta pertemuan tersebut dilaksanakan di Pesantren Tebuireng. Salah satu yang harus kita ingat adalah para pendiri NU: Kiai Hasyim, Kiai Bisri, dan beberapa kiai lain itu mendirikan NU dengan satu tujuan yang mulia, dengan tujuan kepentingan umat," ujar Pengagas Acara, Kiai Umar Wahid, dikutip, Jumat (5/12/2025).
Kiai Umar mengharapkan pertemuan tersebut akan membawa kesejukan; tidak hanya untuk Nahdliyin, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia.
"Mungkin sebagian besar rakyat Indonesia berharap bahwa NU ini bisa tetap menjadi jangkar. Kita berharap NU bisa jadi jangkar, orang mau agamanya apa, suku bangsanya apa, semuanya ingin NU tetap menjadi jangkar karena sejarah membuktikan bahwa NU sudah bisa menjadi jangkar,”ujarnya.
‘’Masa gara-gara urusan begini, urusan sepele dibanding dengan kebesaran NU, kita jadi ribut," tambah Kiai Umar.
Forum yang digagas Ponpes Tebuireng melibatkan Mustasyar PBNU, kiai-kiai sepuh, dan jajaran Syuriyah.

















































