Mengenal Tikus Pulau Gag Raja Ampat, Terancam Punah Gara-gara Tambang

1 day ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Sorotan tajam publik terkait aktivitas pertambangan nikel di wilayah Raja Ampat menyisakan cerita lain dari kehidupan fauna di wilayah tersebut. Salah satunya adalah cerita mengenai tikus Pulau Gag yang terancam punah.

Raja Ampat merupakan salah satu kawasan perairan dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Bagi banyak wisatawan, tempat ini bahkan jadi salah satu destinasi impian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wilayah ini dinobatkan sebagai UNESCO Global Geopark pada 2023, sebagai pengakuan atas nilai internasional dari warisan geologinya.

Tidak cuma kekayaan alam yang beragam, di Raja Ampat juga terdapat keanekaragaman hayati seperti tikus Pulau Gag (Rattus nikenii) yang terancam punah.

Tikus tersebut termasuk hewan endemik Pulau Gag. Tikus ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 2010 oleh Ibnu Maryanto dan kawan-kawan, dari Museum Zoologi Bogor.

Penelitian mengenai tikus ini sudah terbit dalam jurnal Research Gate bertajuk 'Morphometric Variation of Rattus Praetor (Thomas, 1888) Complex From Papua, With The Description of New Species of Rattus From Gag Island' yang terbit pada 2010.

"Spesies baru ini dinamai berdasarkan nama depan Niken Tunjung Murti Pratiwi, yang merupakan istri dari penulis pertama, sebagai penghargaan atas kontribusinya dalam penelitian dan ekspedisi ini," demikian tulis para peneliti dalam jurnal tersebut, dikutip Rabu (11/6).

Hewan pengerat ini memiliki panjang tubuh dari sekitar 135-300 mm, dengan panjang ekor 138-165 mm. Bobotnya cuma sekitar 113-175 gram.

Tikus Pulau Gag ini sekilas mirip dengan Tikus Berduri Besar Papua (Rattus praetor), meski secara rata-rata lebih kecil, dengan moncong dan kaki belakang yang lebih pendek.

Bulunya kasar dan berduri. Selain itu, tikus ini memiliki punggung berwarna keabu-abuan, dan warna cokelat muda di bagian perut.

Tikus ini endemik Pulau Gag alias hanya terdapat di pulau seluas 56 Km2 tersebut dan tidak ada di wilayah lain di dunia. Sebagaimana jenis-jenis endemik lainnya, tikus ini sangat rentan dengan perubahan habitat di wilayah sebarannya yang terbatas.

Masuk daftar merah

Tikus ini masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati.

Pada tahun 2016, IUCN awalnya menetapkan status spesies ini sebagai Vulnerable alias rentan. Namun, setelah dievaluasi pada 2024, statusnya berubah menjadi Critically Endangered.

Dalam laman resminya, IUCN menyebut bahwa tikus ini menghadapi ancaman besar dari pertambangan dan penambangan batu.

"Proyek Pulau Gag adalah tambang nikel permukaan yang mencakup blok tengah pulau, membentang dari pantai barat ke pantai timur ke arah tenggara, mencakup sekitar sepertiga dari pulau (Minadat.org 2022)," ungkap IUCN.

Pemerintah cabut izin usaha tambang

Usai polemik tambang di kawasan Raja Ampat, pemerintah akhirnya memutuskan mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) empat perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan pencabutan dilakukan atas berbagai pertimbangan dan persetujuan Prabowo Subianto.

"Kemarin bapak Presiden memimpin ratas bahas IUP di Raja Ampat ini dan atas persetujuan presiden memutuskan bahwa pemerintah akan mencabut IUP untuk 4 perusahaan di Kabupaten Raja Ampat," ujarnya dalam konperensi pers, Selasa (10/6).

Kementerian ESDM mencatat ada lima perusahaan yang mendapat izin melakukan pengerukan untuk tambang di sekitar wilayah Raja Ampat, Papua Barat.

Kendati begitu, IUP PT GAG Nikel yang beroperasi di pulau tersebut aman dan tidak dicabut oleh pemerintah. Menurut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, operasi tambang GAG sesuai analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Bahlil mengatakan akan terus mengawasi operasi tambang tersebut.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |